TOTABUAN.CO — Presiden Joko Widodo (Jokowi) diminta agar tidak haus kekuasaan, terutama untuk jabatan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Permintaan tersebut dikemukakan Ketua DPC PDIP Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo (Rudy), kepada wartawan di Solo, Selasa (16/12).
Pria yang juga menjabat sebagai wali kota Solo ini mengingatkan agar tidak haus jabatan. Hal tersebut sesuai dengan komitmennya dulu untuk tidak menduduki jabatan di eksekutif partai berlambang banteng moncong putih.
Pernyataan tersebut sekaligus menanggapi hasil survei Cyrus Network yang merilis bahwa Jokowi pantas menjadi Ketua Umum PDIP. Dalam hasil survei tersebut, Jokowi berhasil mengungguli Megawati Soekarno Putri maupun Puan Maharani.
“Saya mengingatkan Jokowi agar tidak terpancing isu survei yang menyatakan Jokowi layak memimpin PDIP. Ini bukan masalah memimpin atau tidak memimpin PDIP. Tapi komitmennya dulu bagaimana. Katanya presiden dan wakil presiden tidak menjabat di struktural partai,” ujarnya.
Rudy berharap Jokowi lebih mengutamakan kepentingan Negara. Jika ada survei yang menyatakan Jokowi mampu memimpin partai, Rudy meminta agar Jokowi mewaspadainya. Menurut Rudy, survei semacam itu sahsah saja. Namun tetap sesuai Rakernas di Semarang, semua sepakat mengusulkan Megawati Soekarnoputri menjadi ketua umum lagi dari 2015-2020.
“Semua menteri Kabinet Kerja juga harus melepas jabatan di struktur partai. Termasuk Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Puan Maharani, dia tidak bisa menduduki Ketua Umum kendati dirinya memiliki darah Soekarno.”
Berdasarkan survei yang dirilis Cyrus Network 15 Desember, Jokowi dinilai tepat menggantikan Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDIP. Pada survei yang melibatkan 1.200 responden tersebut, Jokowi mendapatkan angka 28,3 persen, Mega berada di urutan kedua dengan 23,6 persen dan Puan Maharani di posisi buncit dengan 17,3 persen.
sumber : merdeka.com