TOTABUAN.CO — Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho belum dapat memastikan berapa jumlah warga yang mengungsi akibat bencana longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Menurut dia, BNPB terus melakukan upaya pendataan di masing-masing posko pengungsian lantaran data yang ada terkait pengungsi masih simpang siur.
“Posko-posko pengungsian mencatat ada 1.886 juta,” ujar Sutopo di kantornya, Jakarta, Senin (15/12).
Sutopo mengatakan angka tersebut didapat dari 38 posko pengungsian yang ada. Tetapi, menurut dia, jumlah pengungsi sebenarnya hanya mencapai 577 jiwa yang tersebar pada 10 posko, yang merupakan warga asli Dusun Jemblung.
“Pengungsi ini sebagian besar bukan berasal dari Dusun Jemblung, tapi di luar desa-desa lain yang mengungsi ke tempat saudaranya dan didata petugas,” kata dia.
Selanjutnya, terang Sutopo, sebanyak 35 rumah mengalami rusak berat dan sebuah masjid tertimbun tanah. Selain itu, longsor juga menyebabkan kerusakan berupa tertutupnya sungai sepanjang satu kilometer, delapan hektar sawah, lima hektar kebun palawija rusak berat, serta sebanyak 5 ekor sapi, 20 ekor kambing, 500 ekor ayam dan itik mati.
Meski demikian, BNPB belum dapat memastikan berapa total kerugian dari bencana ini. “Jumlah kerugian dan kerusakan masih dalam penghitungan,” ungkap dia.
sumber : merdeka.com