TOTABUAN.CO — Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) masih belum bisa bangkit dan menembus zona hijau. Pada sesi pembukaan perdagangan Kamis (11/12/2014) pagi, IHSG terkoreksi sebesar 26,12 poin atau 0,51 persen menjadi 5.139,28.
Sementara itu, indeks 45 saham unggulan (LQ45) juga mengalami pelemahan sebesar 6,59 poin (0,74 persen) ke level 883,48.
Head of Research Valbury Asia Securities Alfiansyah mengatakan bahwa koreksi yang terjadi di sejumlah indeks bursa saham utama di kawasan Asia pada awal sesi pagi berdampak negatif pada IHSG BEI.
“Meskipun sentimen dari dalam negeri dapat dikatakan positif, namun kejatuhan dari indeks global akan mengeliminir faktor positif internal,” katanya.
Dari dalam negeri, ia mengemukakan bahwa pemerintah tetap akan menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,8 persen pada RAPBN-P 2015. Asumsi pertumbuhan ekonomi ini menunjukkan optimisme pemerintah akan pertumbuhan ekonomi tahun depan.
“Pemerintah akan mengandalkan proyek infrastruktur untuk mencapai target tersebut. Proyek jalan tol laut dan infrastruktur dasar dipercaya dapat menggerakan industri dalam negeri sekaligus memicu investor asing,” katanya.
Sementara itu, Tim Analis Teknikal Mandiri Sekuritas dalam kajiannya memeperkirakan bahwa IHSG BEI akan bergerak berfluktuasi dengan kecenderungan melemah di tengah antisipasi pelaku pasar terhadap hasil rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI), yang salah satu agendanya membahas tentang suku bunga acuan (BI Rate).
Di sisi lain, lanjut dia, investor juga mencermati tingkat inflasi Desember 2014 yang kemungkinan berada diatas 2 persen, serta nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika yang masih dalam tren pelemahan,” katanya.
Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng melemah 241,02 poin (1,02 persen) ke 23.283,50, indeks Nikkei turun 133,89 poin (0,77 persen) ke 17.427,69, dan Straits Times melemah 7,74 poin (0,23 persen) ke posisi 3.318,07.
sumber : suara.com