TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU—Nama BMR atau Bolaang Mongondow Raya akhir-akhir ini mulai diplesetkan menjadi ‘Beta Mati Rasa’. Nama yang menjadi harapan dan idola warga menapak daerah otonom baru itu, kini mulai pudar meski dalam tahapan perjuangan.
Anggota DPD RI Dapil Sulut khususnya BMR Benny Rhamdani dalam diskusi bersama para wartawan di warung kopi Jarod Sinindian mengungkapkan, kalau memperjuangkan pemekaran propinsi BMR menjadi daerah otonomi baru harus ditopang oleh semua elemen.
“Kalau cita-cita BMR tercapai, semua elemen masyarakat direkatkan kembali. Baik itu 2 anggota DPR RI, 10 anggota DPRD Propinsi serta semua komponen masyarakat yang ada termasuk lima kepala daerah. Semua harus kembali duduk bersama dan mengagendakan apa langkah yang harus dilakukan,” kata Benny kepada sejumlah wartawan Senin (9/12/2014).
Sebab kata BMR lanjut Benny, kalau perjuangan ini dinilai masyarakat tidak optimal, bisa saja nama BMR diplesetkan menjadi Beta Mati Rasa.
Selain itu, untuk lima kepala daerah yang ada di lima daerah, hubungannya harus lebih rekat lagi, kerukunan keluarga besar orang Mongondow di Jakarta harus dilibatkan, termasuk posisi pers juga harus penting.
“Pers sangat penting. Makanya harus dilibatkan,” tutur Benny.
Dia mengaku kalau awal sidang perdana pada 2015 mendatang DPD komisi I sudah mengagendakan untuk membicarakan soal pemekaran. karena saat ini sedang masa reses. Namun bagaimana loby-loby politik yang ada di DPR RI. Tentu dua anggota DPR RI yakni Yasti Soeprejo Mokoagow dan Aditya Anugerha Moha (ADM) harus membagi tugas. Karena kekuatan di DPR RI perlu dilakukan, pungkasnya. (Has)