TOTABUAN.CO BOLTIM–Polemik penerapan Kurikulum tahun 2013 (K13) yang telah dihentikan oleh Mentri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) baru-baru ini menjadi dilematis untuk sekolah-sekolah yang ada di seluruh Indonesia, tak terkecuali di Bolaang Mongondow Timur (Boltim).
Kepala Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Kabupaten Boltim Yusri Damopolii saat dikonfirmasi, Senin (8/12/2014) mengatakan, untuk Boltim masih menunggu Surat Edaran (SE) resmi dari Kemendikbud soal penghentian penerapan K13.
“Kami masih menunggu surat edaran resmi dari Kemendikbud. Kalau Jum’at (5/12/2014) itu baru berupa pemberitahuan melalui internet belum ada surat resmi ” kata Yusri.
Dia juga mengaku secara subtansi K13 sebagian besar masih belum bisa diterima oleh siswa dan guru yang ada di Boltim. Itu dikarenakan tidak memadainya buku penunjang K13, untuk SD dan SMP. Seharusnya 5 tema buku K13 baru 1 tema yang diterima, bahkan untuk SMA/SMK sampai saat ini belum ada, tambah Yusri.
Terkait dengan hal itu juga saat ini semua sekolah sementara melaksanakan ulangan semester satu, Yusri mengatakan bahwa untuk buku laporan (Rapor) Pendidikan masih bersifat sementara nantinya jika surat edaran sudah diterima akan menyesuaikan dengan kurikulum yang ada apakah K13 atau kembali ke kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) 2006. “Jadi tinggal menyesuaikan pengisian Raport, pungkas Yusri. (Wan)