TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU—Hampir sepekan stok semen tiga roda dan tonasa disejumlah toko di Kotamobagu mulai hilang dipasaran. Bahkan harga penjualan semen dari dua merk itu sudah mencapai Rp90 ribu dari harga Rp65 persak atau naik 25 persen .
Ketua Gapensi Kotamobagu Dolfie Paat menduga, hilangnya stok semen di sejumlah toko penjual bahan bangunan, karena diduga ada aksi penimbunan yang dilakukan pemilik toko.
“Kami menduga ada aksi penimbunan semen oleh para pemodal. Ini bisa menghambat pembangunan di Kotamobagu, apa terlebih masih dalam suasana pekerjaan proyek,” kata Dolfie.
Bahkan kata Dolfie, aksi dugaan penimbunan semen, sehingga terjadi lonjakan harga. Beberapa warga yang membeli semen tampak harus menungguh bahkan rela mengantri di toko. Muliadi Manoppo warga Mogolaing misalnya, dia mengaku harus rela antri berjam-jam untuk membeli semen. Itupun kata Mul harus membeli dengan harga tinggi yakni Rp90 ribu persak.
“ Untuk merek tonasa saya beli Rp90 persak. Itupun harus rela menungguh,” kata Mul.
Kepala dinas perdagangan koperasi Herman Aray mengungkapkan, kalau kelangkaan semen sudah terjadi hampir sepekan. Bahkan dugaan ada penimbunan dia bersama jajaran kepolisian sudah melakukan pemeriksaan ke sejumlah gudang penimbun semen.
“Kalau isu ada penimbunan semen, sama sekali tidak Sebab kami bersama dengan Kepolisian sudah beberapa kali mengecek ternyata memang kosong,” kata Herman. Bahkan kelangkaan ini bukan hanya terjadi di Kotamobagu, akan tetapi terjadi hingga Manado, Minahasa dan Bitung pungkasnya.(Has)