TOTABUAN.CO — Harga cabai merah di sejumlah pasar tradisional Kota Manado, Sulawesi Utara, tak henti melonjak dalam sepekan terakhir. Pada Jumat (28/11/2014), harga cabai terpantau Rp125 ribu/kg, naik dari dua hari sebelumnya sebesar Rp120 ribu/kg.
“Di samping di picu penaikan bahan bakar minyak juga karena stok yang ada sangat terbatas. Rica (cabai) yang kami pedagang jual sekarang di pasaran Kota Manado, umumnya disuplai dari provinsi tetangga,” kata Astuti, pedagang cabe di Pasar Bersehati Manado, hari ini.
Menurut Astuti, harga cabai sangat sulit dikendalikan di pasaran. Sebab, permintaan kebutuhan masyarakat banyak, sementara barang kurang. Ketika dijual Rp125 ribu, sangat dirasakan memberatkan konsumen.
“Biasanya, dalam sepekan saya mendapat suplai dari petani 2-3 karung yang beratnya 50 kg. Tetapi, hampir sebulan terakhir paling banyak saya dapat pasokan dari petani di Kabupaten Minahasa hanya 1 karung setiap minggu. Ini menandakan stok di tingkat petani terbatas, apakah ini pengaruh musim kemarau?” ujar dia.
Untuk memenuhi permintaan masyarakat, para pedagang terpaksa memesan cabai dari luar Sulawesi Utara. Bahkan, ada juga cabe yang disuplai dari Surabaya.
“Kami perkirakan jelang hari raya Natal dan Tahun Baru harganya bisa naik, bila barangnya terbatas. Kalau bahan kebutuhan pokok lainnya seperti beras,minyak kelapa pemerintah boleh lakukan operasi pasar, tetapi khusus cabai selama ini belum pernah,” kata Astuti.
Iwan, pedagang cabai di Pasar Pinasumgkuiam Karombasan, Manado, mengaku berat untuk menaikkan harga. Namun, apa daya. Mereka juga menginginkan keuntungan dari hasil berdagang. “Paling tinggi kami mendapat keuntungan Rp2.000-Rp3.000 per kg,” kata Iwan.
Di tempat terpisah, Asisten II Pemprov Sulut, Sanny Parengkuang, yang juga Wakil Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sulawesi Utara, memprediksi harga cabai rawit akan turun awal Desember. “Harga cabai rawit yang saat ini dijual mencapai Rp130 ribu/kg di pasaran, kami perkirakan depan akan mengalami penurunan harga,” katanya.
Menurut Sanny, Penaikan harga ini dibahas dalam rapat TPID Sulut sebab dipandang penting untuk mengidentifikasi sumber-sumber inflasi, dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengendalikannya. Khususnya harga cabai yang menjadi satu di antara kebutuhan utama masyarakat.
“Informasi yang kami peroleh sekarang ini pasokan cabai rawit yang cukup banyak dari Kabupaten Boltim, Minahasa dan Gorontalo yang menjadi daerah penyupai bagi Manado. Tentu diharapkan sebelum hari raya Natal dan Tahun Baru, harga cabai bisa turun, sehingga daya beli warga bisa terjangkau,” kata dia.
sumber : metrotvnews.com