TOTABUAN.CO — Nama Yorrys Raweyai tengah menjadi sorotan di tengah kisruh Partai Golkar menjelang Musyawarah Nasional (Munas). Yorrys dituding sebagai perusak agenda Munas Golkar yang sedianya akan digelar di Bali pada akhir Novemver ini.
Sebelum menggelar Munas, DPP Golkar terlebih dahulu menggelar rapat pleno. Rapat digelar di Kantor DPP Partai Golkar Slipi Jakarta Barat. Sejumlah petinggi Golkar hadir, di antaranya; Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, Sekjen Partai Golkar Idrus Marham, Wakil Ketua Umum Golkar Agung Laksono dan pengurs teras lainnya sepeti Syarief Cicip Sutarjo, Nurdin Halid, Titiek Soeharto, Tantowi Yahya, dan Theo L Sambuaga.
Rapat pleno awalnya digelar pada Senin (24/11) awal pekan, namun pleno berakhir ricuh. Kericuhan berawal saat sekelompok massa pimpinan Yorrys protes karena Munas tetap digelar pada akhir November. Mantan Ketua Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) ini langsung masuk ke ruang rapat.
Kedatangan Yorrys ini langsung membuat suasana tegang. Ical dan loyalisnya langsung meninggalkan lokasi rapat. Setelah sejam tidak ada kabar, rapat akhirnya dilanjutkan keesokan harinya.
Pada Selasa (25/11) rapat pleno awalnya akan kembali digelar. Sebelum raoat dimulai, kericuhan di kantor DPP Golkar pecah. Sejumlah orang mengatasnamakan AMPG saling baku hantam.
Tensi politik internal Golkar kemudian semakin memanas. Ical memilih tak hadir dan mewakilkan pada Theo L Sambuaga. Saat memimpin rapat, Theo memutuskan Munas akan tetap digelar pada akhir November di Bali.
Keputusan Theo atas perintah Ical ini langsung menyulut massa pro Agung Laksono. Agung juga tak puas dengan keputusan Ical yang tetap ngotot menggelar Munas di Bali. Atas desakan pendukungnya, Agung kemudian mengambil alih rapat pleno dan memilih membuat Presidium Penyelamat Partai. Agung memutuskan membuat Munas tandingan yang akan digelar pada awak Januari di Jakarta.
Agung kemudian menunjuk Yorrys sebagai ketua pelaksana Munas di Jakarta.
sumber : merdeka.com