TOTABUAN.CO — Politikus Bangladesh, Abdul Latif Siddique akhirnya menyerahkan diri ke polisi kemarin (25/11). Pria 71 tahun yang menggemparkan Bangladesh karena komentar miringnya tentang ibadah haji pada September itu mendatangi Kantor Polisi Kota Dhaka setelah jam makan siang.
Minggu lalu (23/11) Siddique pulang ke Bangladesh setelah melawat ke India dan Amerika Serikat (AS) sekitar dua bulan. Mendengar kepulangan mantan menteri pos dan telekomunikasi tersebut, kalangan Islam garis keras langsung bereaksi.
Senin lalu (24/11) mereka berunjuk rasa di ibu kota dan sekitarnya untuk menuntut penangkapan dan eksekusi terhadap Siddique. Dalam unjuk rasa tersebut, massa memberikan ultimatum 24 jam kepada Siddique agar menyerahkan diri. Jika tidak, kelompok Islam akan bertindak.
Mereka akan menangkap Siddique dengan caranya sendiri. Kemarin Siddique pun menyerahkan diri pukul 13.20 waktu setempat. “Saat ini tersangka menjalani proses hukum,” jelas Kepala Polisi Dhaka Masudur Rahman.
Akhir September lalu, Siddique menyebut ibadah haji sebagai ritual yang hanya buang-buang energi. Saat itu dia berada di Negeri Paman Sam.
Begitu tersiar, komentar tersebut langsung memantik kecaman publik Bangladesh. Perdana Menteri (PM) Sheikh Hasina pun langsung mendepak Siddique dari kabinetnya. Dia menuturkan, Siddique telah menyinggung perasaan umat muslim lewat komentarnya.
“Dua juta orang pergi ke Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji. Haji adalah kegiatan yang hanya menyia-nyiakan energi manusia. Sebab, mereka yang naik haji tidak produktif,” katanya dalam sebuah acara di Kota New York.
Padahal, dia adalah seorang haji. Dia menunaikan ibadan haji pada 1998. Selain melecehkan ibadah haji, dia mengkritik Tablig Jamaat, salah satu organisasi massa Islam.
sumber : jpnn.com