TOTABUAN.CO — Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Rasyid Baswedan mengirimkan surat terbuka kepada para guru dalam rangka Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) yang jatuh setiap 25 November. Anies mengatakan guru memiliki tanggung jawab untuk menjadikan sekolah sebagai zona berkarakter mulia. Melalui teladan guru, anak-anak harus bisa merasakan sekolah yang membawa nilai kejujuran.
“Biarkan anak-anak kita mengingat kepala sekolah dan seluruh tenaga kependidikan di sekolahnya sebagai figur-figur bersih dan terpuji karakternya,” kata Anies dalam suratnya yang dikirimkan hari Minggu (23/11).
Surat terbuka tersebut sarat dengan pesan emosional dari mendikbud untuk para guru. Anies mengaku punya harapan bahwa para siswa di masa depan bisa hidup di era baru dimana korupsi sudah dianggap basi. Korupsi tidak semata dipandang pelanggaran hukum. Bahkan lebih dari itu memandang korupsi sebagai persoalan harkat dan martabat kemanusiaan.
Anies mengungkapkan guru yang mendidik siswa memiliki karakter mulia, akan mendapatkan pahala yang tidak berhenti. Menurutnya, karakter memang tidak cukup diajarkan melalui lisan dan tulisan tetapi harus lewat teladan.
“Ketika anak-anak kita, murid-murid itu telah dewasa dan berkiprah di dalam masyarakat, mereka kelak bisa bertutur, ‘Saya belajar jujur, dan belajar integritas dari Guru’,” ujar Anies.
Anies mengungkap bangsa Indonesia saat ini belum menempatkan guru sebagaimana seharusnya. Pemerintah pusat dan daerah masih memiliki banyak pekerjaan rumah terkait guru, mulai dari masalah status kepegawaian, kesejahteraan, dan persoalan lainnya.
“Kita harus mengubah diri, kita harus meninggikan dan memuliakan guru. Pemerintah di semua level harus menempatkan guru dengan sebaik-baiknya dan menunaikan secara tuntas semua kewajibannya bagi guru,” kata Anies lewat suratnya yang dikirimkan hari Minggu (23/11).
Anies mengatakan guru memiliki tanggung jawab untuk menjadikan sekolah sebagai zona berkarakter mulia. Anak-anak harus bisa merasakan sekolah yang membawa nilai kejujuran. Itu semua tampak dari telada guru dan kepala sekolah.
Dia mengungkapkan cara kita memperlakukan guru hari ini adalah cerminan dari cara kita memperlakukan anak-anak sebagai wajah dari masa depan bangsa. Itulah mengapa peran guru amat mulia dan strategis.
“Di ruang-ruang kelas, anak-anak bersiap bukan saja untuk menyongsong tetapi juga untuk memenangkan masa depan,” ujarnya.
Menurut Anies, menjadi guru bukanlah pengorbanan melainkan sebuah kehormatan. Profesi guru adalah pilihan, sebab para guru menjadi wakil bangsa untuk menyiapkan Indonesia lebih baik.
Dia mengakui sebagian guru harus mengabdi dengan fasilitas ala kadarnya. Hari-hari guru di kelas juga menyedot energi dan anak-anak menuntut perhatian. Belum lagi, tugas-tugas guru yang menumpuk, kondisi ruang kelas yang tak memadai, fasilitas ala kadarnya, dan suhu udara yang tak selalu bersahabat.
“Ibu dan bapak guru yang saya hormati, teruslah hadir membawa senyum. Berbekal kerahiman, songsonglah anak-anak bangsa ini dengan kasih sayang. Hadirlah dengan hati dan sepenuh hati,” kata Anies.
sumber : beritasatu.com