TOTABUAN.CO — Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Gajah Mada (UGM) akhirnya menetapkan Prof Dwikorita Karnawati sebagai rektor UGM menggantikan Pratikno yang kini menjadi Menteri Sekretaris Negara, Sabtu (22/11). Penetapan tersebut dilakukan setelah dua kandidat rektor lainnya menyatakan tidak bersedia untuk dipilih.
Menurut Ketua MWA UGM, Sofian Effendi pemilihan Dwikorita sebagai rektor dilakukan dengan musyawarah mufakat. Dari 19 MWA yang hadir, semuanya bersepakat untuk menetapkannya sebagai rektor.
“Kita tidak seseru pemilihan di DPR, kita musyawarah mufakat untuk menetapkan Ibu Dwikorita menjadi rektor. Ini sejarah bagi UGM karena setelah 65 tahun berdiri baru pertama kali mempunyai rektor wanita,” kata Sofian seusai pleno penetapan rektor UGM.
Dalam proses pemilihan rektor tersebut, jelas Sofian, dari lima wakil rektor hanya ada tiga yang memenuhi syarat administrasi untuk menjadi rektor. Dua wakil rektor tidak memenuhi syarat karena usianya sudah di atas 60 tahun.
“Di statuta kita jelas bahwa rektor berusia tidak lebih dari 60 tahun. Sementara dari 3 yang masuk dua lainnya justru mendukung Ibu Dwikorita. Pak Didik mengatakan tidak bersedia mencalonkan karena masih ingin membenahi sistem keuangan, pak Iwan, dia memilih membenahi administrasi dan akademik,” jelasnya.
Sebelum menetapkan Dwikorita sebagai rektor, MWA telah sebelumnya melakukan wawancara dengan para kandidat terkait dengan pandangan dan komitmen mereka terhadap masa depan UGM.
“Tidak cuma Ibu Dwikorita, semuanya kita interview. Hasil interview itu yang juga kita jadikan bahan pertimbangan untuk menetapkan beliau,” sambungnya.
Rencananya Senin (24/11) akan dilakukan pelantikan Dwikorita sebagai rektor UGM. Dwikorita akan melanjutkan kepemimpinan Pratikno hingga Mei 2017 mendatang. Nama Dwikorita mulai dikenal publik saat menjadi moderator debat calon presiden dalam Pilpres Juli 2014 lalu.
sumber : merdeka.com