TOTABUAN.CO — “Halo, nama saya John Cantlie,” demikian kata pembuka dalam video propaganda terbaru Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Yang mengutarakannya adalah seorang pria kurus, mengenakan jumpsuit oranye kedodoran, yang duduk di belakang sebuah meja panjang, dengan latar hitam.
“Saya adalah jurnalis dari Inggris yang pernah bekerja untuk sejumlah harian dan majalah terkemuka di Britania Raya, termasuk Sunday Times, The Sun, dan Sunday Telegraph,”
Pewarta foto tersebut mengklaim, ia merasa ‘diabaikan’ oleh negara dan meminta Inggris bernegosiasi dengan penyekapnya: ISIS.
Video dengan teks terjemahan dalam Bahasa Arab dianggap menandai perubahan taktik ISIS — yang secara sepihak mendeklarasikan diri sebagai Negara Islam — yang sebelumnya merilis video sadis dan kejam pemenggalan sejumlah sandera di padang pasir.
Cantlie sebelumnya sempat diculik kelompok lain di Suriah. Setelah berhasil lolos, ia kembali bertugas ke garis depan, dan kemudian ditangkap oleh ISIS pada 2012 lalu.
Ia berbicara dengan sikap tenang, namun jelas di bawah perintah, dalam video berdurasi 3 menit 21 detik yang diunggah ke YouTube, yang bertajuk ‘Lend me Your ears,’ Cantlie mengaku ia tak tahu soal nasibnya.
“Aku diabaikan pemerintahku, dan kini nasibku ada di tangan ISIS… Mungkin aku akan hidup, mungkin juga mati, tapi aku ingin menggunakan kesempatan ini untuk mengungkap sejumlah fakta,” kata dia.
Pria 43 tahun yang ditahan ISIS mulai November 2012 lalu, pernah menjadi bagian dari biker yang bergabung dengan Pangeran Harry dan Pangeran William dalam acara amal Enduro Africa pada 2008 lalu.
Cantlie adalah sandera ketiga dari Inggris setelah pekerja kemanusiaan David Haines (44) yang pemenggalannya disiarkan lewat video, dan Alan Henning (47).Sebelumnya ISIS memenggal kepala Peter Kassig alias Abdul-Rahman Kassig — nama yang ia pilih setelah masuk Islam.
Video yang dirilis ISIS Minggu 16 November 2014 menunjukkan seorang pria bertopeng berdiri di atas kepala terpenggal — yang dikonfirmasi Gedung Putih sebagai kepala Peter Kassig.
Petugas kemanusiaan asal Amerika Seikat itu ditangkap ISIS pada Oktober 2013 saat bepergian ke Deir Ezzour, di timur Suriah. Kassig adalah sandera Barat kelima yang dihabisi ISIS.
Menteri Luar Negeri AS, John Kerry mengatakan, para pemimpin ISIS mengira dunia terlalu terintimidasi untuk melawan mereka. “Namun, mari kita perjelas. Kita tidak terintimidasi,” tegas dia.
Kenan Rahmani, sesama relawan menyebut, Peter Kassig bisa dianggap sebagai martir atau syuhada. “Ia adalah orang Amerika yang ingin berbuat baik, yang akhirnya memutuskan masuk Islam. Meski demikian, ISIS tetap membunuhnya… Itu yang membuat orang memprotes ISIS lebih keras,” kata dia seperti dimuat Fox 59.
sumber : liputan6.com