TOTABUAN.CO — Di depan para peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) 51 dan 52 Lembaga Ketahanan Nasional, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan perlunya sumber daya manusia (SDM) yang bisa mengelola sumber daya alam (SDA) dan transformasi di bidang demokrasi ekonomi. Jokowi meminta para peserta menengok kepada Tiongkok, yang sempat menutup diri, namun kini mengejar negara-negara maju dalam hal ekonomi.
“Sekarang lompatan kuantum adalah Tiongkok. Mereka tertutup, lalu mereka buka langsung dan loncat, luar biasa. Pembangunan luar biasa, setahun tidak ke sana sudah berubah,” kata Jokowi di Istana Negara saat menerima PPRA, Jakarta, Selasa (18/11).
Presiden mengatakan, saat mengunjungi Tiongkok pekan lalu, dia sempat ke kota industri di Tianjin dan takjub dengan infrastruktur, termasuk pelabuhan di kota itu. Tiongkok, kata dia, berencana tak hanya membangun untuk 20 tahun ke depan, namun minimal 100 tahun ke depan. Sistem ini yang bisa diteruskan dari presiden ke presiden selanjutnya.
Jokowi juga mengatakan, dia menanyakan kunci kepesatan pembangunan Tiongkok kepada wakil ketua Partai Komunis Tiongkok, yaitu partai yang memerintah Tiongkok dan kepada Presiden Tiongkok, Xi Jin Ping.
Jokowi menyimpulkan adalah tiga yang dicatatnya. Pertama, terkait ideologi, yaitu harus adanya ideologi yang kuat dan partai bersatu. Kedua, mereka punya mimpi, dan gagasan yang besar.
“Saya lihat betul pelabuhan di Tianjin. Mereka tidak berpikir 20 tahun, mereka sudah merancang sampai 100 tahun. Siapapun presidennya, ini tetap berjalan. Tapi gayanya beda-beda. Enggak apa-apa. Rampung rampung rampung,” kata Jokowi.
Ketiga, membangun infrastruktur dan memajukan konektivitas antardaerah atau antarpulau.
“Duit-nya terserah, investasi dari mana terserah. Tapi harus jadikan antarkota, provinsi dan antarpulau, karena ini yang akan gerakkan ekonomi rakyat,” kata presiden lagi.
Tiongkok, ditambahkannya tidak pernah khawatir tentang investasi asing, yang masuk akan mengusai negara itu, pun tak khawatir SDA terambil, sebab pusatnya tetap ada di Tiongkok. Gagasan dan kemajuan Tiongkok, menurut presiden layak dicontoh untuk memajukan Indonesia.
“Jawabannya tidak pernah sama sekali terbersit bahwa investasi akan menguasai, karena barangnya ada di mereka. Misalnya membangun pelabuhan dan jalan tol. Enggak mungkin mereka bawa lari pelabuhan,” kata Jokowi.
sumber : beritasatu.com