TOTABUAN.CO — Harry Stevenson, 88 tahun, meninggal beberapa menit kemudian setelah pegawai rumah jompo mengabari, istrinya, Mavis, 89 tahun, sudah meninggal.
Pasangan setia sehidup semati asal Derby, Inggris, itu menolak saling terpisahkan satu sama lain selama hidup mereka. Ketika kesehatan Malvis kian memburuk, Stevenson ikut menemani istrinya tinggal di rumah jompo, seperti dilansir surat kabar the Telegraph, Senin (17/11).
Keponakan mereka, Stephen Creswell, 63 tahun, asal Belper, mengatakan pasangan itu tidak tahan jika terpisahkan.
“Mereka memang sudah ditakdirkan bersama, setia, sehidup semati,” kata dia.
Selama beberapa bulan Stevenson dan istrinya tinggal di rumah jompo di Derby.
Tidak seperti istrinya, Stevenson masih dalam keadaan sehat dan dia tidak sedang menunggu ajal menjemput.
“Mereka sedang di dalam kamar di rumah jompo itu pada pukul 10.50 ketika Mavis meninggal pada 3 November,” kata Creswell.
“Perawat memberitahu Harry dengan cara yang sangat santun. Dia lalu melihat Harry menitikkan air mata. Kemudian dia keluar kamar dan ketika kembali beberapa menit kemudian Harry sudah meninggal.”
Pasangan itu bertemu di sebuah perkumpulan remaja saat usia mereka 16 tahun. Setahun kemudian Harry ikut bertempur ke medan juang dalam Perang Dunia Kedua pada 1943.
Pasangan itu kemudian menikah tidak lama setelah Stevenson kembali dari perang.
Meski mereka tidak dikaruniai anak, tapi keduanya sangat mencintai keluarga besar mereka.
“Mereka tidak pernah mau hidup tanpa pasangannya. Kematian mereka sungguh akhir yang sempurna,” ujar Creswell.
sumber : merdeka.com