TOTABUAN.CO — Mencegah beredarnya uang palsu (upal) di daerah terpencil terutama kawasan perairan, Bank Indonesia (BI) bekerja sama dengan TNI AL “blusukan” menggunakan kapal perang. Sebelumnya BI menjangkau daerah terpencil melalui jalur darat.
Nah, kali ini, pendistribusian uang melalui perairan dan dikawal langsung oleh personel TNI AL dan menggunakan Kapal Perang Barakuda 633.
Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII Palembang, Syarifudin Basara, mengatakan, kerja sama dengan TNI AL ini untuk menjangkau daerah yang hanya bisa diakses menggunakan jalur air.
“Untuk menyentuh semua pelosok daerah di Indonesia khususnya jalur air, kami tidak punya fasilitas transportasinya. Oleh karena itu, kami butuh bantuan fasilitas negara seperti kapal TNI AL yang memiliki teknologi dan kelincahan yang sangat baik,” ungkapnya.
Kapal perang TNI AL tersebut membawa uang baru seperti kas keliling. Nantinya masyarakat bisa langsung menukarkannya dengan uang baru dari BI di lokasi yang disinggahi. Untuk rute perjalanan, KRI Barakuda 633 yang mengangkut BI dan TNI AL ini menjangkau daerah Kepulauan Batam, kemudian Belitung Timur, dan Sumatera Selatan.
Sementara untuk Sumsel, kapal perang tersebut “blusukan” ke daerah Sungsang, Banyuasin.
Ditambahkan Syarifudin bahwa selain melakukan penukaran, BI juga menyosialisasikan mengenai uang NKRI. Termasuk pula mengenali uang palsu (upal) dengan cara 3D (dilihat, diterawang, diraba) sehingga daerah terpencil bebas dari peredarannya.
“Kasihan para penduduk terpencil bila beredar upal tersebut, apalagi yang nominalnya besar. Nah, uang yang dibawa menggunakan kapal perang ini akan digunakan untuk penggantian uang yang sudah lusuh yang dimiliki masyarakat daerah terpencil tersebut. Jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” terangnya.
Sementara itu, Paban 2 Staf Operasi TNI AL, Kolonel Laut (P) Achmad Rivai SE MM, mengatakan, ini merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban bahwa aparat negara ini bisa bekerja sama dengan kelembagaan kementerian lainnya.
“BI memiliki program terutama sosialisasi dalam rangka perputaran keuangan dan benda berharga dari BI, sementara TNI AL memiliki unsur gelar yang ada di daerah operasi sehingga dengan adanya dua hal yang berbeda ini bisa dijadikan satu program dan kegiatan mendukung,” bebernya.
Kalau dengan BI ini sudah yang ketiga kalinya sejak tahun 2012, dalam satu anggaran ada dua kali perjalanan untuk daerah barat dan timur.
“Kami jangkau daerah terpencil dengan daerah fokusnya yang tidak bisa dijangkau transportasi umum, jadi kami upayakan dengan kemampuan yang kami miliki. Untuk sarananya menggunakan kapal perang milik TNI AL, namun untuk jenisnya dalam setiap tahun berbeda, termasuk pula jumlah personel yang diturunkan,” bebernya.
sumber : jpnn.com