TOTABUAN.CO – Pakar mode sekaligus desainer busana ternama Sonny Muchlison mengemukakan masyarakat urban kurang meyakini kearifan lokal dan kekayaan bangsa Indonesia karena masih beranggapan bahwa budaya dan produk luar negeri jauh lebih baik.
Sonny di Jakarta, Senin (10/11) menjelaskan kaum urban atau perkotaan adalah masyarakat yang sudah “tercemar” dengan budaya yang kompleks sehingga budaya apapun dicerna sekenanya saja tanpa menandai lagi karakteristik dan kecirian budaya asli Indonesia.
“Kadang orang merasa bahwa menjadi modern berarti bagaimana mengakses sesuatu yang sifatnya dari luar, padahal menjadi modern adalah bagaimana kita meyakini dan percaya dengan kearifan lokal yang kita miliki,” tuturnya.
Ia mengaku prihatin dengan adanya produk lokal yang harus memakai “embel-embel” bahan baku dari luar negeri untuk menaikkan pamornya di pasaran.
“Ada produk “lotion” yang dengan bangganya mengiklankan kalau bahan bakunya adalah rumput laut dari Jepang, padahal rumput laut di negara kita kan juga banyak,” ujarnya.
Menurut Sonny, ada banyak sekali potensi alam Indonesia yang bila diteliti dan dikembangkan lebih jauh akan menjadi komoditas yang sangat bernilai.
Misalnya saja, lanjutnya, daun tomat dan petai ternyata digunakan sebagai bahan baku pelembab kulit yang sangat bagus. Selain itu ada pula tumbuhan bernama Patchouli yang banyak tumbuh di Kalimantan dan digunakan sebagai bahan baku pembuatan parfum di Prancis.
“Kendalanya di Indonesia, kita belum punya peneliti yang cukup ahli untuk mengembangkan potensi-potensi tersebut,” tutur dosen di Fakultas Seni Rupa IKJ ini.
Ia menekankan pentingnya sebuah motivasi untuk menguatkan dan meyakinkan bahwa bangsa Indonesia memang bangsa yang berbudaya dan punya segala sesuatu yang bisa dibanggakan.
Hal tersebut bisa dimulai dari diri kita sendiri, misalnya dengan membiasakan menggunakan produk lokal seperti kain batik, tenun, dan songket.
“Saya dari dulu tidak pernah takut dianggap kelas kedua dari desainer karena saya selalu mengakses bahan-bahan tradisi,” katanya.
sumber: beritasatu.com