TOTABUAN.CO — NAMA acara yang menampilkan Paul Rosolie, pembuat film sekaligus peneliti satwa Discovery, ini memang pas. Yakni, Eaten Alive alias dilahap hidup-hidup. Pada acara itu, Rosolie akan menunjukkan petualangannya ditelan anakonda, ular gede penghuni rimba Amazon.
Acara tersebut bakal tayang pada 7 Desember. Klip video promosinya sudah tersebar. Tampak bahwa Rosolie bersama tim kecil memburu raksasa melata itu ke pedalaman hutan.
Pada salah satu adegan, Rosolie terlihat mengenakan baju khusus yang menutupi sekujur bodinya. Baju itu diberi aroma darah babi agar menimbulkan nafsu makan si ular. Adegan berikutnya, Rosolie berjalan mendekati si ular. Kabel pengaman khusus terlilit pada kaki kiri Rosolie. ’’Masuknya harus kepala dulu,’’ kata Rosolie dalam film promo tersebut. Skenarionya, lelaki itu akan ditarik para kru sesaat begitu dia selesai mampir ke perut anakonda tersebut.
Bagaimana adegan menegangkan itu? Tunggu saja tanggal mainnya.
Yang terang, Rosolie sukses keluar dari pencernaan anakonda. Sebab, dia sudah bisa nge-tweet secara aktif di Twitter setelah syuting.
Tak urung, kekhawatiran tetap muncul. Banyak yang merasa kasihan pada si ular. Yang pertama, tentu si ular sudah membayangkan mendapat santapan lezat, tapi urung. Kekhawatiran paling utama, aksi Rosolie dianggap membahayakan si ular. ’’Tubuh anakonda dewasa bahkan tidak bisa menampung lebar bahu lelaki dewasa,’’ bunyi petisi online agar Discovery tidak menayangkan film Rosolie.
Namun, Rosolie membela diri. ’’Coba baca buku saya, teliti pekerjaan saya. Apakah orang seperti saya bisa menyakiti hewan?” katanya.
sumber ; jpnn.com