TOTABUAN.CO — Surabaya terus berbenah dalam menyongsong uji coba ujian nasional (unas) online akhir November ini. Semua SMK negeri telah memastikan diri mampu melaksanakan itu. Namun, baru sekitar 20 persen SMK swasta yang menyatakan siap.
Total di Surabaya ada 12 SMK negeri. Semua dipastikan mampu mengikuti uji petik unas online yang dilaksanakan Kemendikbud akhir November. Di sisi lain, di antara seratus SMK swasta, baru 20 sekolah yang siap.
“Itu hasil pendataan dispendik,” kata Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Kejuruan Dispendik Surabaya Sudarminto.
Menurut dia, rata-rata sekolah masih terganjal infrastruktur TI (teknologi informasi). Karena itulah, tidak semua sekolah swasta bisa mengikuti uji petik unas online. Hari ini dispendik bersama tim TI Kemendikbud mengecek lagi kesiapan masing-masing sekolah.
Salah satu sekolah yang dituju adalah SMK Negeri 2 Surabaya. Sekolah yang berlokasi di Jalan Patua itu sudah lama melaksanakan ujian online. Mulai tryout sampai UTS dan UAS.
Seluruh kepala SMK dikumpulkan di sekolah tersebut hari ini. Mereka diminta membawa daftar perangkat TI di sekolah masing-masing. Tim Kemendikbud kemudian mengecek spesifikasi alat di tiap sekolah.
Sudarminto menyebut, peralatan itu, antara lain, CPU/prosesor minimal dual core dengan speed 2,4 GHz dan 2 port ethernet card. RAM minimal 4 giga dan HDD SATA minimal 40 GB. Adapun server software menggunakan sistem operasi Edubuntu 14.04, LTSP Enable, dan tanpa root password. Selain itu, harus memiliki koneksi internet, baik kabel maupun wifi.
“Hari ini silakan dicek lagi perangkat masing-masing. Kalau ada yang kurang, dispendik siap bantu,” kata Sudarminto. Dispendik optimistis unas online bisa terealisasi di Surabaya. Kota Pahlawan betul-betul siap menjadi pilot project pada April 2015.
Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK Swasta Yusuf mengatakan, memang hanya 20 persen SMK swasta yang siap unas online. “Tidak semua sekolah mempunyai peranti yang dibutuhkan,” ujarnya.
Awalnya, lanjut Yusuf, jumlah SMK swasta yang siap hanya sekitar 15 persen. Namun, angkanya terus bertambah. Bisa dipastikan SMK yang memiliki jurusan TI siap unas online.
Yusuf mengatakan mendukung unas online. Sebab, beberapa kendala terjadi saat unas tertulis. Di antaranya, sulit distribusi soal ke daerah terpencil dan kecurangan saat pelaksanaan unas. Dia meminta sosialisasi lebih digencarkan. Hal itu dilakukan agar siswa tidak bingung.
“Siswa-siswa sekarang memang sudah bisa internet. Tapi, alangkah baiknya jika unas online disosialisasikan lebih gencar agar mereka lebih siap,” kata Yusuf.
sumber : jpnn.com