Aplikasi ini pun sangat mudah digunakan dengan kecanggihan tinggal mengarahkan telepon genggam ke plakat dan nantinya kisah para tentara veteran bisa langsung dibaca di layar telepon.
Profesor Julian Partridge mengatakan ide awalnya adalah ia ingin mengetahui riwayat pribadi dibalki sebuah plakat. Dari pengalamannya, melihat plakat-plakat yang ada di makam-makan telah membuat dirinya penasaran.
“Nama dan satuan batalion dan tempat bertempur telah jadi awal yang baik untuk menceritakan kisah-kisah mereka, tetapi kita ingin tahu lebih mendalam cerita pribadinya,” ujar Profesor Partridge.
Untuk mendapat kisah-kisah pribadi para veteran ini, pihak universitas mencarinya lewat keluarga, teman terdekat, atau pun dari berkas catatan yang tersedia.
“Jadi nanti pengunjung yang datang, atau pun mereka yang mengecek dari jarak jauh lewat internet, bisa menemukan informasi pribadi dari para veteran yang ada,” tambah Professor Partridge.
Tapi untuk melakukan proyek ini tentunya membutuhkan waktu yang cukup lama, yakni butuh setidaknya tiga tahun untuk bisa menyelesaikannya.
Tujuan dari penyediaan informasi pribadi ini diharapakan bisa semakin memperkaya sejarah negara bagian Australia Barat, selain juga untuk keberlangsungan kondisi makam yang melibatkan emosi dan perasaan.
sumber: jpnn.com