TOTABUAN.CO – Achmad Fauzi, mahasiswa pascasarjana jurusan teknik elektro Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta, meninggal dunia saat mendaki Gunung Semeru. Selain berstatus mahasiswa pasca sarjana UGM, korban juga tercatat sebagai pegawai di Sekretariat DPRD Kabupaten Aceh Singkil.
“Almarhum adalah pegawai di Sekretariat DPRD Aceh Singkil. Kuliah di UGM karena mendapat beasiswa dari tempatnya bekerja,” kata Dedy, rekan Achmad Fauzi saat berada di kamar mayat Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang, Jawa Timur, Selasa (4/11/2014).
Achmad Fauzi, 32 tahun, mendaki Gunung Semeru bersama Dedy dan 4 orang lainnya yakni Ali Akbar (mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta), Siti, Yogi dan Ryan (ketiganya mahasiswa STMIK Amikom Yogyakarta). Pendakian ini merupakan pengalaman pertama mereka di Gunung Semeru.
“Saya sudah beberapa kali naik gunung di Jawa Barat. Sedangkan Fauzi sering mendaki gunung di Aceh. Tapi ini kali pertama kami mendaki Gunung Semeru,” papar Dedy.
Dedy mengaku dialah yang mengajak Fauzi dan rekan lainnya mendaki Semeru. Namun saat berangkat mereka terpisah dalam 2 rombongan dan tiba di Malang pada hari yang sama, yakni Minggu 2 November lalu.
“Kami sama-sama berangkat dari Yogyakarta. Fauzi bersama Ali Akbar naik mobil travel, saya dan lainnya naik mobil pribadi,” ucap Dedy.
Saat proses pendakian, rombongan berjumlah 6 orang itu dibagi dua. Tiga orang memilih bertahan di Ranukumbolo yakni Siti, Yogi, dan Ryan. Sedangkan Achmad Fauzi, Dedy, dan Ali melanjutkan perjalanan ke Kalimati.
Pada Senin 3 November sekitar pukul 05.00 WIB, 3 orang di Kalimati tersebut melanjutkan perjalanan menuju puncak Semeru. Sekitar pukul 07.45 WIB, terjadi cuaca buruk yang disertai angin kencang sehingga memaksa mereka beristirahat di Watu Gede. Ali Akbar berada di posisi paling atas, kemudian Dedy dan Achmad Fauzi paling bawah.
“Jarak kami satu dengan yang lain sekitar 15 meter. Saat itu tiba-tiba ada batu dengan diameter sekitar 1 meter jatuh dari atas,” tutur Dedy. Dia dan Ali bisa menghindari batu besar itu. Namun Achmad Fauzi tak sempat menghindari, sehingga batu tersebut menimpa kepalanya. Hidung dan mulut Fauzi sontak mengucurkan darah segar dan nyawanya gagal diselamatkan.
Setelah kejadian itu, Dedy memilih bertahan di Watu Gede menunggu jenazah Achmad Fauzi. Sementara Ali Akbar bergerak turun melaporkan peristiwa itu ke petugas. Tim SAR gabungan langsung naik ke lokasi kejadian setelah menerima laporan Ali Akbar.
Jenazah korban rencananya akan dibawa ke rumah duka di Kampung Tulakan Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil besok pagi, Rabu 5 November 2014.
Kepala Balai Besar Bromo Tengger Semeru, Ayu Dewi Utari, mengatakan, sebelumnya telah mengingatkan bahwa batas pendakian hanya sampai Kalimati. Tapi rombongan tetap nekat menuju puncak.
Pendakian ke puncak Semeru dilarang karena hingga saat ini, status gunung tertinggi di Pulau Jawa itu masih waspada atau level II. Selain itu, biasanya pada musim kemarau, cuaca di atas gunung sangat ekstrim. Beberapa pekan lalu cuaca pernah mencapai 6 derajat celsius di malam hari.
sumber: liputan6.com