TOTABUAN.CO MANADO—Ketua DPD Hanura Sulut Petrus Poluan mengaku kaget kalau ada rapat musyawarah cabang luar biasa (Muscablub) yang dilakukan para kader partai Hanura Minggu (2/11/2014).
“Saya hanya mendapat kabar kalau ada rapat silahturahmi bukan Muscablub,” kata Petrus saat dikonfirmasi.
Dia menjelaskan, soal mekanisme Muscablub harus mengacu pada anggaran dasar anggaran rumah tangga (ADRT) partai. Yakni harus melalui rapat pleno DPD, sekaligus membentuk tim pencari fakta jika ada laporan. “itupun mendapat persetujuan dari DPP berdasarkan peraturan organisasi,” tuturnya.
Jadi soal rapat itu saya nilai baru sebatas rapat silahturahmi saja karena saya tidak ada pemberitahuan ke saya, pungkasnya.
Selain itu lanjutnya, jika benar ada Muscablub, maka DPD akan segera menurunkan tim pencari fakta soal persoalan internal yang terjadi di tubuh partai yang diketuai Wiranto itu.
Chandra Modeong yang merupakan Ketua DPC Hanura Boltim mengaku kalau Muscablub sudah direncanakan Bupati Sehan Landjar pasca pemilu legislatif (Pileg) lalu. Dia menilai pasca Pileg Sehan, mulai lakukan manuver apaterlebih soal undang-undang pilkada. ” Saya menduga seperti itu. Ini sengaja dimainkan sehingga terjadi Muscablub. Permainan ini sudah kelihatan sejak awal,” tuturnya.
Jadi intinya acara itu hanya dilakukan oleh segelintir orang yang tujuannya melakukan politik transaksional dengan incumben untuk mendapatkan proyek dari APBD, terkait ada anggota DPRD yang hadir saya sudah mendapatkan persetujuan dari DPP untuk memberikan sangsi, pungkasnya. (Has)