TOTABUAN.CO — Apakah Liverpool dinaungi dewi fortuna ketika mengatasi Swansea City 2-1 di Anfield, pada babak IV Piala Liga Inggris 2014/15, Rabu (29/10) dinihari WIB? Atau hasil yang mengantar The Reds lolos ke perempat-final kali ini berkat perjudian rotasi Brendan Rodgers, yang mampu membangkitkan determinasi Mario Balotelli dkk agar lapar gol untuk memenangkan pertandingan?
Ya, tak mampu menjebol gawang lawan dari sepasang laga belakangan (kalah 0-3 dari Real Madrid dan ditahan Hull City 0-0) di Anfield. Membuat armada Liverpool asuhan Brendan Rodgers mendapat kritik pedas, khususnya pada barisan penyerang mereka. Ketajaman produktivitas The Reds pun dipertanyakan ketika menjamu Swansea City di tempat yang sama pada babak IV Piala Liga Inggris.
Liverpudlian sempat was-was ketika tim kesayangan mereka sempat tertinggal 0-1 lebih dulu dari The Swans. Tapi Si Merah Liverpool bisa bangkit sekaligus membalikkan keadaan menjadi kemenangan 2-1 di penghujung laga. Media massa di Inggris memuji coach Brendan Rodgers yang sanggup membangkitkan determinasi pasukannya untuk menang dan kembali produktif menjebol gawang lawan.
Perjudian rotasi yang dilakukan pria asal Irlandia Utara itu memang tak semuanya berjalan mulus. Kelengahan duo Kolo Toure dan Dejan Lovren dalam menjaga pertahanan gawang Brad Jones bisa ditembus sepakan voli Marvin Emnes pada menit ke-65. Fabio Borini dan Rickie Lambert yang dipasang sejak awal sebagai ujung tombak kembar, plus bantuan Lazar Markovic di sisi kanan masih kurang tajam.
Tapi, ketertinggalan itu rupanya makin melecut semangat The Kop –julukan lain Liverpool. Usaha tak kenal lelah sejak awal babak I terbayar pada menit ke-86. Balotelli yang baru masuk lapangan sekitar tujuh menit usai menggantikan Lambert, mampu menyeimbangkan kedudukan setelah menerima crossing dari Borini. Untungnya lagi, level fisik dan konsentrasi tim tamu agak merosot jelang bubaran.
Keberuntungan tuan rumah diawali dengan kartu merah yang diterima Federico Fernandez di penghujung babak II akibat ‘menggunting’ kaki Philippe Coutinho. Pada menit ke-95, sang korban tekel mengirim free kick ke tiang jauh pertahanan Swansea. Tak ayal, Lovren yang berada tepat di depan gawang tim tamu langsung menanduk bola ke dalam gawang Gerhard Tremmel.
Seluruh Liverpudlian yang ada di Anfield pun bersorak kegirangan atas kemenangan 2-1 dari Swansea yang mengantar mereka ke babak V Piala Liga Inggris musim ini. Brendan Rodgers pun dapat pujian karena timnya mampu keluar dari tekanan sekaligus kembali produktif. Tapi uniknya, pelatih berusia 41 tahun itu ogah berkomentar dan justru mengirim asistennya, Colin Pascoe saat jumpa pers paska laga.
”Sebenarnya, Mario (Balotelli, Red) sedang tidak fit karena cedera sebelum laga. Dia harus diperiksa lebih lanjut oleh fisioterapis karena lututnya membentur tanah dengan keras saat pemanasan. Namun seperti yang Anda lihat. Dia masuk lapangan dan sepertinya semua baik-baik saja. Mario dan Dejan (Lovren) telah bekerja keras di sesi latihan dan mendapat hadiahnya (gol), ” sembur Pascoe di situs klub.
Hal senada diucapkan oleh Kolo Toure. ”Di saat sulit, kami tetap tenang dan konsisten menekan, tak pernah menyerah. Pelatih mengubah sedikit hal, tapi tim tetap percaya diri. Karakter inilah yang penting untuk kami tunjukkan. Piala Liga ini penting bagi klub. Kami tidak memimpikan Wembley, kami bermain laga demi laga dan memberi 100%, barulah kami lihat sejauh apa kami bisa melaju,” tandas Toure.
”Tak seharusnya wasit memberi kartu merah (buat Federico, Red). Tapi hal seperti itu kadang terjadi dan semoga tak terulang lagi. Setidaknya kami berhak mendapatkan extra time. Kami melakukan perubahan di babak kedua dan kami layak mencetak gol (Emnes). Namun seharusnya, di akhir laga kami bisa bertahan lebih baik lagi,” kata pelatih Swansea, Garry Monk, berkilah di South Wales Evening Post.
sumber : jpnn.com