TOTABUAN.CO — Menteri Perdagangan (Mendag) yang baru Rachmat Gobel menargetkan kinerja ekspor selama ia menjabat (2014-2019) bisa meningkat tiga kali lipat dibanding akhir tahun lalu. Dengan begitu angka ekspor di tahun 2019 nanti diperkirakan mencapai USD” 547,71 miliar (sekitar Rp 6.572 triliun)
“Kalau saya ekspor harus naik. Target dalam lima tahun ekspor bias meningkat hingga tiga kali lipat,” ujar Rachmad usai acara Serah Terima Jabatan (Sertijab) di Auditorium Utama Kementerian Perdagangan kemarin (27/10).
Berdasar data Badan Pusat Statistik angka ekspor tahun lalu mencapai USD 182,57 miliar, sementara tahun ini target ekspor nasonal diturunkan hingga lima persen.
Dia akan menggagas terbentuknya Koalisi Promosi Nasional (KPN) untuk meningkatkan ekspor dan mengatasi defisit neraca perdagangan. Untuk itu, dalam waktu dekat dia akan mempersiapkan langkah-langkah strategis untuk mendorong peningkatan kinerja ekspor.
“Pembentukan Koalisi Promosi Nasional adalah untuk menyatukan visi-misi promosi yang selama ini terpecah diberbagai lembaga,” tukasnya.
Tujuan dibentuknya KPN adalah sebagai forum kordinasi antar instansi Kementerian untuk menciptakan produk Indonesia yang unggul di pasar global.
“Berbagai masukan untuk memetakan persoalan dan usulan-usulan akan kami tampung dan segera diformulasikan sebagai langkah strategis yang efektif. Harapannya, kita dapat sesegera mungkin meminimalkan masalah dan memberdayakan potensi yang ada,” tandasnya.
Selain itu ekspor non-migas juga harus lebih ditingkatkan guna menutup defisit dari impor minyak. Atase Perdagangan dan IndonesianTrade Promotion Center(ITPC)yang berada di luar negeri harus bekerja keras membantu pengusaha mendapatkan pasar ekspor dengan menjadi “sales” bagi produk-produk Indonesia.
“Mereka harus bisa melakukan promosi perdagangan yang tepat di negara-negara yang membutuhkan produk Indonesia,” sebutnya.
Sementara itu, dalam rangka memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) mulai 31 Desember 2015, Rachmat menegaskan, mulai tahun depan Indonesia harus agresif “menyerang” pasar-pasar Asean dengan produk yang berdaya saing tinggi.
“Masih banyak produk-produk kita yang memiliki potensi untuk masuk ke negara tujuan ekspor yang selama ini belum tergarap maksimal,” lanjutnya.
Sementara itu, untuk mengamankan pasar dalam negeri dari serangan produk impor, terutama barang konsumsi, Rachmad mengaku akan mengoptimalkan seluruh perangkat yang ada seperti kebijakan anti dumping, anti subsidi, pengamanan perdagangan (safeguard),tata niaga, serta perangkat lain termasuk bea masuk. “Kita akan all out untuk menjadikan pasar kita menjadi milik kita,” tambahnya.
Dalam pengamanan pasar dan menjaga stabilitas harga, Rachmat menjelaskan, Pemerintah akan terus memantau keseimbangan antara supply dan demand agar ketersediaan barang terjaga dan harga terjangkau oleh masyarakat, sehingga inflasi tetap dalam batas yang aman.
“Kami akan meminimalisir permasalahan logistik dan distribusi, serta mengefektifkan war room sebagai sistem monitoring untuk harga harian,” jelasnya.
sumber : jpnn.com