TOTABUAN.CO – Sekelompok perempuan aktivis perdamaian Sudan Selatan menyarankan agar laki-laki di negara yang dilanda perang sipil itu mesti ditolak saat akan berhubungan seks sampai mereka berhenti berperang.
Saran tersebut muncul setelah sekitar 90 perempuan, termasuk beberapa anggota parlemen Sudan Selatan, bertemu di ibukota Juba pada pekan ini untuk mencari gagasan tentang bagaimana “memajukan perdamaian, penyembuhan dan rekonsiliasi”.
Saran utama adalah “memobilisasi semua perempuan di Sudan Selatan untuk menolak ajakan suami mereka berhubungan seks sampai mereka memastikan bahwa perdamaian ditegakan,” kata penyelenggara dalam sebuah pernyataan pada Kamis (23/10/2014).
Usulan lainnya meliputi mencari cara untuk bertemu istri Presiden Salva Kiir dan musuhnya, kepala pemberontak Riek Machar, guna “meminta mereka bergabung dalam upaya mencapai perdamaian dan rekonsiliasi dengan mempengaruhi suami mereka untuk menghentikan perang”.
Ribuan orang telah tewas dan hampir dua juta orang melarikan diri dari pertempuran antara pasukan pemerintah, tentara pemberontak dan pasukan milisi suku. Warga sipil telah dibantai, pasien di rumah sakit dibunuh dan orang-orang ditembak saat berlindung di gereja-gereja.
Hampir 100.000 orang berlindung di pangkalan penjaga perdamaian PBB yang jorok karena mereka takut dibunuh jika mereka pergi dari situ.
Tobias Atari Okori, dari Komisi Perdamaian dan Rekonsiliasi Sudan Selatan yang didukung pemerintah, mengakui bahwa ide tersebut menunjukkan orang-orang sangat ingin untuk mengakhiri perang. “Orang-orang mengalami penderitaan luar biasa, dan perempuan, anak-anak serta orang lanjut usia merupakan yang mengalami penderitaan terburuk,” katanya kepada AFP.
Utusan khusus PBB tentang kekerasan seksual, Zainab Bangura, mengatakan pada bulan ini perihal tingkat perkosaan yang terburuk yang pernah dilihatnya.
Para pemimpin politik dan militer telah berulang kali melanggar janji yang dibuat di bawah tekanan internasional yang kuat, termasuk dalam kunjungan Sekjen PBB Ban Ki-moon dan Menteri Luar Negeri AS John Kerry ke Sudan Selatan.
sumber: kompas.om