TOTABUAN.CO — Ekonom Faisal Basri memperkirakan rupiah akan bertengger di level Rp 12.060 per dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah sendiri telah turun 3,4 persen ke Rp 12.024 per dolar AS sejak Juli lalu.
Menurutnya, rupiah masih akan melemah seiring investor semakin kurang optimistik akibat komunikasi politik antara presiden Joko Widodo dengan partai pendukung koalisi merah putih (KMP) yang menguasai 63 persen parlemen masih belum memuaskan.
“Pendukung utama rupiah adalah modal masuk, kalau pun ada sedikit perbaikan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) tahun ini, pengaruhnya kecil,” katanya
Sebelumnya, rupiah menguat 62 poin ke Rp 12.047 per dolar AS beberapa saat setelah pimpinan KMP Prabowo Subianto menemui Presiden Joko Widodo untuk pertama kalinya sejak pilpres lalu dalam acara pelantikan presiden.
Seperti diketahui, akhir Agustus lalu dana asing yang keluar dari pasar mencapai US$ 1,1 miliar, menyisakan hanya US$ 3,8 miliar dana asing tahun ini. Sementara sebanyak Rp 6,5 triliun dana obligasi asing keluar dari pasar bulan ini, setelah hingga kuartal III tahun ini masuk dana obligasi asing sebesar Rp 123,5 triliun. Itu terjadi setelah KMP berhasil memenangi pemilihan kepala daerah (Pilkada) lewat DPRD pada 26 September lalu, disusul terpilihnya ketua MPR dari kalangan KMP.
Faisal menilai perbaikan defisit transaksi berjalan belum cukup mendukung penguatan rupiah. Adapun CAD dari perdagangan barang dan jasa pada semester lalu mencapai US$ 9,1 miliar, menurun dari US$ 10,1 miliar setahun yang lalu.
“Indonesia masih perlu investasi besar. Cadangan devisa memang naik 12 persen menjadi US$ 111,2 miliar tahun ini, namun hanya cukup membiayai impor selama 6 bulan kedepan, berbanding Filipina hingga 8 bulan dan Malaysia 10 bulan,” katanya.
Menurutnya dibutuhkan komunikasi politik yang kuat agar pemerintah mendapat lebih banyak dukungan parlemen dalam rangka menggolkan kebijakan penghapusan subsidi BBM dan kebijakan lainnya.
“Saya dengar Indonesia terancam kehilangan investasi tambang sebesar US$ 20 miliar jika situasi politik masih tidak jelas, jadi komunikasi politik di parlemen perlu terus berjalan” tambahnya.
Sumber: beritasatu.com