TOTABUAN.CO — Hiruk pikuk perhelatan politik menjelang transisi pemerintahan tak menyurutkan minat investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Buktinya, guyuran investasi ke tanah air terus mencetak rekor.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar mengatakan, sepanjang triwulan III 2014, realisasi investasi tembus Rp 119,9 triliun.
“Ini rekor triwulanan tertinggi sepanjang sejarah investasi di Indonesia,” ujarnya saat paparan realisasi penanaman modal di Kantor BKPM kemarin (17/10).
Dengan realisasi tersebut, rekor triwulanan investasi sudah dipecahkan dalam lima kuartal terakhir pasca tembus Rp 100,5 triliun pada triwulan III 2013 lalu.
Bahkan, jika dirunut ke belakang, tren kenaikan realisasi investasi ini sudah terjadi sejak triwulan I 2010 ketika masih ada di angka Rp 42,1 triliun.
Mahendra menyebut, realisasi investasi Rp 119,9 triliun itu terdiri atas penanaman modal dalam negeri (PMDN) Rp 41,6 triliun serta penanaman modal asing (PMA) Rp 78,3 triliun.
“PMDN tumbuh 24,2 persen atau lebih tinggi daripada PMA yang naik 16,9 persen,” sebutnya.
Menurut dia, secara keseluruhan total realisasi investasi sepanjang Januari-September 2014 sudah mencapai Rp 342,7 triliun atau 75,1 persen dari target Rp 456,6 triliun. Angka tersebut jauh lebih tinggi ketimbang realisasi periode sama 2013 yang Rp 293,3 triliun.
“Dengan tren positif seperti ini, kami optimistis target investasi akan tercapai,” katanya.
Dia menambahkan, tingginya realisasi investasi pada triwulan III 2014 menunjukkan Indonesia masih menarik dan dipercaya investor. Meski kondisi politik memanas, fundamental ekonomi Indonesia masih menunjukkan kinerja solid.
“Apalagi, investor melihat potensi jangka panjang Indonesia yang masih prospektif,” ujarnya.
Dari sisi negara asal investor, Singapura kali ini nangkring di posisi pertama. Sepanjang periode Januari-September 2014, investor asal Negeri Singa tersebut menanamkan USD 4,89 miliar pada 1.063 proyek.
“Sekitar seperlima lebih (22,5 persen) PMA (penanaman modal asing) berasal dari Singapura,” katanya.
Jepang yang tahun lalu ada di posisi pertama kini melorot ke posisi dua dengan nilai investasi USD 2,04 miliar pada 716 proyek. Berikutnya Belanda dengan investasi USD 1,51 miliar pada 127 proyek. Lalu Inggris USD 1,44 miliar pada 144 proyek dan disusul Malaysia USD 983 juta pada 362 proyek.
Tingginya realisasi investasi di Indonesia mendapat respons positif Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung. Menurut dia, potensi pasar Indonesia memang terlalu besar untuk diabaikan investor.
Padahal, tahun ini merupakan tahun politik dengan tensi cukup panas. “Bayangkan kalau politik kita kondusif, pertumbuhan (investasi) bisa lebih tinggi,” ujarnya
Sumber: jpnn.com