TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU— Meski Kota Kotamobagu memiliki sejumlah tempat-tempat pelayanan kesehatan (baca rumah sakit dan puskesmas), ternyata belum cukup untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, baik dari dalam kota sendiri maupun dari luar kotamobagu. Dan hal ini sangat disadari Pemerintah Kota (Pemkot) Kotamobagu, dengan keterbatasan alat-alat serta tenaga medis. Menjawab soal kisruh pembangunan rumah sakit swasta kinapit, Wakil Wali Kota Jainuddin Damopolii, mengatakan bahwa yang terjadi saat itu hanya soal administrasi saja.
“Persoalan itu hanya persoalan admiistrasi saja. Dan ini memang harus menjadi perhatian bagi pengusaha yang akan berinvestasi. Dan pada dasarnya Kotamobagu sangat terbuka dengan investasi semacam ini,’’ ujar Damopolii.
Sehingga tidak hanya sekadar membangun, tentunya ada syarat-syarat yang akan diajukan pemerintah. Salah satu contoh, berhubungan dengan ketenagakerjaan. Pembangunan baru tentunya sangat diharapkan bisa menarik jumlah tenaga kerja dari kotamobagu.
“Yang jelas pembangunan itu harus berdampak positif pada pembangunan daerah secara umum, termasuk peningkatan kesejahteraan masyarakat,” sebutnya.
Seperti yang dikatakan tadi kata Jainuddin selama ini pemkot sangat terbuka dengan siapa pun investor yang akan berinvestasi di kotamobagu, namun investasi itu tentunya pula harus berdampak positif.
“Bukan sedikit investasi yang masuk di suatu daerah, kemudian memberikan dampak negatif. Inilah yang tidak kami inginkan. Investasi yang masuk harus seiring dengan visi pemerintah dalam pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat,” tandasnya. (man)