TOTABUAN.CO — Kasus kekerasan antarsiswa di bangku pendidikan hingga saat ini masih terus terjadi. Yang mencuat baru-baru ini adalah aksi di Sekolah Dasar (SD) swasta Trisula Perwari, Bukittinggi, Sumatera Barat. Seorang pelajar putri SD di sekolah tersebut, ditendang dan dipukul ramai-ramai oleh teman-temannya. Aksi pemukulan tersebut kini beredar luas di Youtube.
Menanggapi itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh menyatakan masalah itu tidak serta merta dilimpahkan pada pihak sekolah. Menurutnya, semua pihak harus berpartisipasi untuk mencegah bullying yang sering terjadi di sekolah tersebut.
“Tidak bisa serta merta. Harus semuanya ikut terlibat di situ. Oleh karena itu, kita tidak boleh berhenti, harus terus menerus kita upayakan pendidikan yang berbasis pada penanaman nilai-nilai cinta kasih, nilai-nilai kasih sayang, itu yang mendasarkan supaya orang itu tidak timbul kekerasan,” ujar Nuh di kompleks Istana Negara, Jakarta, Selasa, (14/10).
Menurutnya, itulah mengapa di kurikulum 2013 ditanamkan lebih maksimal mata pelajaran agama dan budi pekerti. Itu, kata dia, agar siswa menghindari sikap maupun aksi kekerasan.
Selain itu, sambungnya, masyarakat juga harus membantu dengan mengurangi tontonan tayangan televisi yang sarat kekerasan dan bullying. Itu dianggapnya mempengaruhi psikologis anak yang menontonnya. Ia tidak merinci yang dimaksud dengan tayangan televisi tersebut.
“Kalau di tayangan-tayangan itu pun juga yang ditampilkan model-model, benih-benih kekerasan, ya anak-anak akan tertular. Intinya itu,” tandas Nuh.
Sumber : jpnn.com