TOTABUAN.CO — Memasuki hari kedua di Pulau Harapan, kami diajak mengunjungi Pulau Bulat, yang di sana terdapat tempat peristirahatan milik Keluarga Cendana alias keluarga mantan Presiden Soeharto.
Jarum jam menunjukkan pukul 07.30 waktu Indonesia barat, ketika Arya Sutarya, pemandu wisata ini mengajak kami bergegas.
“Kalian akan terpukau dengan pemandangan indahnya,” ujarnya menyemangati kami.
Dengan menaiki kapal yang sama dengan yang kami naiki kemarin kami menuju Pulau Bulat. ternyata pulau ini bisa dijangkau hanya dalam waktu 10 menit dari dermaga Pulau Harapan.
Pantai ini memang tak terlalu luar biasa indah seperti yang ‘diiklankan’, tapi airnya yang jernih membuat kami tak tahan menyeburkan diri untuk berenang.
Hamparan pasirnya yang putih dan airnya yang jernih kehijau-hijauan benar-benar memanjakan mata kami. Sayang, di sini banyak terumbu karang yang mati dan terseret ke bibir pantai. Jadi, perlu ekstra hati-hati ketika ingin bermain di pantainya yang berpasir putih.
Di Pulau Bulat terdapat sebuah rumah yang cukupbesar. Dari penmapilan fisiknya, tampaknya bangunan ini telah berusia puluhan tahun, dan agak tak terawat. Sayang, karena pemandangan dari rumah ini sangat indah.
Anda dapat langsung menikmati pemandangan berupa hamparan laut, gugusan pulau, dan langit yang memesona. Menurut Bodot, si penjaga pulau, awalnya pulau ini milik pribadi Pak Harto, namun tak pernah digunakan lagi dan kini diambil alih oleh pemerintah.
“Ini pulau punya Pak Soeharto. Rumahnya juga milik beliau, tapi kini sudah tak pernah disambangi lagi. Terakhir tahun 1997 lah. Cuman saya yang jaga,” jelasnya.
Tak terasa matahari makin tinggi, dan sinarnya makin terik. Itu artinya kami harus segera kembali ke penginapan untuk mempersiapkan diri kembali ke Jakarta.
Meski singkat, perjalanan saya kali ini membawa cerita yang sangat berharga. Jika sedang lelah dengan kegaduhan Jakarta, tak perlu pergi jauh-jauh. Hamparan pulau yang tak jauh dari Ibukota ini bisa menjadi pilihan tepat untuk menyegarkan pikiran.
Sumber: suara.com