TOTABUAN.CO — Global Strategist Eastpring Investments (Singapore) Limited, Robert Rountree, mengungkapkan bahwa investor asing, termasuk dirinya sendiri, tidak terlalu peduli dengan gejolak politik Indonesia. Menurutnya, investor asing lebih khawatir apabila pemerintah gagal mengeksekusi pengalihan subsidi bahan bakar minyak (BBM).
“Saya pikir kami sadar mengenai politik di Indonesia. Namun, hal itu tidak membuat kami khawatir. Kami mengawasi kondisi politik, tapi saya pikir hal tersebut bukan pertimbangan terbesar kami. Kami lebih khawatir kalau harga BBM tidak naik. Selain itu, jika proyek infrastruktur tidak dijalankan,” ujar Robert di Jakarta, Senin (13/10/2014).
Hal senada disampaikan juga oleh President Director PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen, Lilis Setiadi. Menurut dia, investor asing menanti keputusan kenaikan harga BBM, komposisi kabinet pemerintahan baru, serta kebijakan yang diambil pemerintah baru. “Investor asing paling menunggu kabinet, kebijakan, dan kenaikan harga BBM,” ujarnya.
Gejolak yang ada dalam politik dalam negeri tampaknya memang tidak perlu terlalu dilebih-lebihkan. Secara umum, kekhawatiran mengenai kondisi politik ada dan disadari, baik oleh investor asing maupun dalam negeri.
Kehadiran pihak oposisi sebagai “penguasa” MPR juga memberikan kekhawatiran tersendiri. Hal ini disampaikan oleh Presiden Direktur PT Schroder Investment Management Indonesia, Michael Tjoajadi. Michael menilai bahwa kekhawatiran tersebut harus berhenti ketika pemerintah baru berani mengambil keputusan.
“Kalau dia berani menjalankan itu, saya kira concern itu musti kita discount. Tapi kalau rencana yang sudah dicanangkan tidak dijalankan, kita tahu concern itu ada. Mustinya kita tidak perlu takut. Kalau ternyata pemerintahan baru tidak berani menjalankan, kita mulai berpikir ternyata ada apa-apanya,” pungkasnya.
Sumber : kompas.com