TOTABUAN.CO — Nilai tukar rupiah diproyeksikan mencoba untuk menguat pada perdagangan Kamis (9/10/2014). Pelemahan dollar AS masih berlanjut berhadapan dengan sentimen politik domestik yang berlawanan dengan keinginan pasar.
Notulensi FOMC meeting semalam waktu Indonesia justru menjadi anti klimaks tren penguatan dollar AS. The Fed justru khawatir penguatan dollar AS yang juga dikarenakan buruknya perekonomian Zona Euro, akan lebih cepat dari kecepatan pemulihan ekonomi AS.
Hal itu menurut riset Samuel Sekuritas Indonesia direspon dengan pelemahan dollar index dan naiknya S&P 500 hingga dini hari tadi. Imbal hasil US Treasury 10 tahun juga turun hingga 2,32 persen. Malam nanti ditunggu data initial jobless claims AS yang diperkirakan naik. Tren pelemahan dollar AS diperkirakan bertahan.
Rupiah sendiri justru melemah bersama mata uang lain di Asia hingga sore kemarin setelah di pagi hari data PMI China diumumkan turun. Situasi politik yang sedikit mereda serta turunnya dollar index belum mampu mendorong penguatan. Pelemahan rupiah dibarengi oleh pelemahan pasar saham serta obligasi di pasar global.
“Hari ini dengan semakin turunnya dollar index, rupiah berpeluang menguat,” tulisnya.
Pada awal perdagangan di pasar spot, dikutip dari data Bloomberg, rupiah menguat di bawah level 12.200. Hingga sekitar pukul 08.40 WIB, mata uang garuda berada di posisi Rp 12.198 per dollar AS atau naik 0,34 persen dari penutupan kemarin pada 12.234.
Sumber : kompas.com