TOTABUAN.CO – Dalam rangka memperingati hari Orang Berusia Lanjut Sedunia yang jatuh pada 1 Oktober lalu, organisasi HelpAge International meluncurkan Global AgeWatch Index 2014 yang membuat peringkat untuk 96 negara berdasarkan pada keadaan kesejahteraan sosial dan ekonomi para orang berusia lanjut di negara-negara tersebut.
Indeks tersebut menggambarkan 91% atau 9 dari 10 keadaan kehidupan sosial dan ekonomi dari para orang berusia lanjut dengan usia di atas 60 tahun di seluruh dunia. Indeks tersebut diukur berdasarkan empat kriteria penilaian, yaitu jaminan penghasilan, kesehatan, kemampuan personal, dan kondisi lingkungan yang mendukung.
Dari hasil survei yang dilakukan HelpAge International tersebut, menunjukan bahwa Norwegia menduduki peringkat 1 disusul dengan negara tetangganya Swedia. Jepang sendiri sebagai negara makmur di Asia dan memiliki populasi orang berusia lanjut yang besar menduduki peringkat 9. Secara umum peringkat 10 besar diisi oleh negara-negara dari Eropa Barat, Amerika Utara, dan Australasia.
Untuk tahun ini, ada 5 negara baru yang masuk survei tersebut, yaitu Bangladesh, Irak, Mozambik, Uganda, dan Zambia.
Berbanding terbalik dengan negara-negara paling layak ditinggali untuk kaum berusia lanjut, Afghanistan meraih predikat negara paling tidak layak ditinggali untuk kaum orang tua dengan menduduki peringkat 96. Dilanjutkan dengan Mozambik yang berada di urutan 95, Palestina (Tepi Barat dan Jalur Gaza) di urutan 94, dan Malawi yang menduduki peringkat 93. Sepertiga urutan terendah diduduki oleh negara-negara Afrika di mana setengahnya disebabkan oleh masalah rendahnya jaminan penghasilan dan pelayanan kesehatan yang buruk. Venezuela, Serbia, dan Turki juga masuk ke dalam urutan terendah bersama beberapa negara Asia dan Sub-Sahara Afrika lainnya.
Untuk kawasan Amerika Latin, Chile menduduki posisi sebagai negara terlayak untuk kaum orang berusia lanjut di kawasan tersebut dengan berada pada urutan 22 secara global. Disusul dengan Uruguay (23), Panama (24), Costa Rica (26), Meksiko (30), Argentina (31), Ekuador (33) dan Peru (42) negara-negara Amerika Latin tersebut menduduki urutan yang lumayan baik disebabkan jaminan penghasilan kaum orang berusia lanjut di negara-negara itu cukup baik.
Untuk kawasan Asia Tenggara sendiri, Thailand berada di urutan pertama dengan posisi 36 secara global, disusul Filipina (44), Vietnam (45), Indonesia (71), Kamboja (79), dan Laos (84).
Saat ini, tercatat ada 868 juta orang tua yang berusia di atas 60 tahun di seluruh dunia atau mendekati 12% dari populasi dunia. Pada 2050 diprediksiakan meningkat mejadi 21% atau 2,02 miliar orang berusia di atas 60 tahun, sedikit di bawah jumlah orang usia di bawah 15 tahun yang jumlahnya mencapai 2,03 miliar jiwa.
Hasil indeks tersebut menyiratkan bahwa dengan adanya pertumbuhan ekonomi tidak akan meningkatkan kualitas hidup para kaum orang berusia lanjut tersebut, dibutuhkan kebijakan-kebijakan yang lebih spesifik yang bertujuan agar pertumbuhan ekonomi yang terjadi dapat berdampak positif pada kehidupan kaum itu.
Fakta tersebut diharapkan dapat memperbaiki kebijakan-kebijakan yang menyangkut dana pensiun bagi para kaum berusia lanjut dan bagaimana kebijakan dana pensiun tersebut dapat diterapkan secara global. Untuk saat ini tercatat hanya setengah dari populasi dunia yang dapat mengharapkan dana pensiun di usia tuanya di mana hal tersebut harus didukung oleh implementasi kebijakan yang cepat dan sistematis.
“Cepatnya pertumbuhan jumlah populasi yang menua telah melahirkan tantangan sendiri bagi para pembuat kebijakan,” ungkap Kepala Eksekutif HelpAge International Toby Porter.
“Jika mereka melakukannya sekarang maka para populasi yang menus itu akan segera mendapatkan hal-hal yang dibutuhkannya dan pertumbuhan ekonomi dapat terus berjalan dengan baik,” imbuhnya.
Untuk saat ini semua negara di dunia memiliki semacam program dana pensiun, tetapi dalam 2 dekade terakhir terjadi ledakan pembiayaan yang berasal dari pajak atau berubah menjadi dana pensiun sosial. Hanya ada 100 negara yang saat ini memiliki potensi untuk memberikan penghasilan dasar bagi para orang tua yang tergolong sangat miskin.
Meksiko yang berada diurutan 30 dan Peru (42) adalah contoh utama mulai bergesernya program dana pensiun ke pensiun sosial. Skema dana pensiun sosial awalnya diperkenalkan di Meksiko pada 1943, di mana pada saat itu hanya seperempat jumlah orang usia lanjut di Meksiko yang dijamin oleh skema tersebut, tetapi dengan berkembangnya program dana pensiun sosial selama 2 dekade terakhir telah membuat 9 dari 10 orang usia lanjut di Meksiko mendapat jaminan dana itu.
Untuk Peru sendiri pemerintahnya saat kampanye menjanjikan dana pensiun bagi semua orang usia lanjut yang berusia diatas 65 tahun, jika dihitung maka jumlanya adalah 6% dari populasi Peru.
Skema dana pensiun sosial tersebut mencerminkan bahwa itu adalah tren global yang terjadi saat ini. Tiongkok yang menduduki peringkat 48 juga memperkenalkan skema tersebut pada 2009 dan telah menjangkau 133 juta jiwa warganya yang berusia lanjut, Nepal dan Thailand pun mulai mengikuti skema tersebut.
“Skema pensiun sosial adalah skema permainan baru bagi pada kaum lanjut usia, dengan meningkatnya populasi orang lanjut usia maka pemerintah mulai berpikir ulang untuk menemukan pendekatan yang cocok di kemudian hari” kata Porter.
Meningkatnya penerapan skema pensiun sosial menandakan bahwa mulai berubahnya prioritas untuk kebijakan dana pensiun. Dana pensiun di negara-negaraberpenghasilan menengah ke bawah tidak memiliki proporsi yang besarkarna mayoritas penduduknya bekerja di sektor informal di mana mereka tidak memiliki akses untuk menikmati kebijakan dana pensiun.
“Pendapatan mereka biasanya terlalu rendah sehingga tidak dapat menyisakan untuk tabungan dana pensiun, untuk itulah diperlukan kebijakan dana pensiun dasar saat ini,” ujarnya.
Porter menambahkan bahwa di kebanyakan negara Uni Eropa, sistem dana pensiun memiliki efek mengurangi ketimpangan sosial. Dana tersebut bersumber dari pajak ditambah dengan sumber-sumber pendapatan negara lainnya.
Hal tersebut juga dapat dilakukan dengan menurunkan tingkat kemiskinan karena menambah jumlah penghasilan keluarga. Jika hal ini dilakukan juga di negara-negara berpenghasilan rendah maka hasilnya akan sama.
Populasi yang menua saat ini sedang terjadi di semua benua. Secara rata-rata kaum usia lanjut tersebut ingin hidup 16 tahun lagi saat menginjak usia 60 tahun. Banyak dari mereka yang berusia 60 tahun agar dapat tetap hidup beberapa tahun lagi dengan kesehatan yang baik.
Saat ini sudah dua pertiga warga usia lanjut yang tinggal di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah dan proporsinya akan meningkat menjadi empat perlima pada 2050 mendatang. Untuk proporsi warga usia lanjut berusia 80an juga akan meningkat dari saat ini 2% populasi dunia menjadi 4% populasi dunia pada 2050 di mana 62% adalah perempuan.
Sumber: metrotvnews.com