TOTABUAN.CO — PT. Matahari Putra Prima mengklaim ritel mereka,Hypermart kini sudah menjadi raja di pasar dalam negeri. Pangsa pasar Hypermart disebut-sebut lebih besar dibanding kompetitor mereka seperti Carrefour, Giant, atau Lotte.
Direktur Corporate Communication Danny Kojongian membeberkan rahasia di balik capaian tersebut. Pihaknya mengaku berhasil menguasai pasar ritel hypermarket berkat kencangnya aksi ekspansi ke pelbagai daerah. Bahkan ke daerah-daerah yang tidak dijangkau oleh kompetitor mereka.
“Kita sekarang sudah nomor satu untuk pangsa pasar ritel. Kita punya 101 gerai yang tersebar sampai di tingkat kabupaten/kota, tidak hanya kota besar saja,” ujar Danny saat berkunjung ke redaksi merdeka.com, kemarin.
Hal yang sama diungkapkan Direktur operasi Foodmart Emu Nuel. “Saat ini kita (Hypermart) nomor satu di Indonesia. Kalau untuk tahun lalu kita (Hypermart) nomor satu dari segi keluasan geografi,” kata Emi.
Emi tidak menampik, salah satu strategi yang cukup berhasil menjadikan Hypermart nomor wahid di industri ritel adalah ekspansi secara masif ke setiap wilayah Indonesia. “Ekspansi yang agresif dan juga kita merambah ke semua provinsi. Enggak cuma di Pulau Jawa,” tuturnya.
Pembukaan gerai di wilayah timur jadi rahasia sukses. Sebab, kompetitor tidak masuk ke wilayah tersebut lantaran mahalnya biaya untuk investasi, termasuk distribusi.
Dia menuturkan, Hypermart menjadi primadona di Papua, Maluku Utara, Ternate. Itu tidak lepas dari faktor konsumtifnya orang Indonesia. “Mereka (masyarakat Indonesia Timur) justru senang dengan sesuatu yang baru. Tingkat konsumsinya juga tinggi di sana. Jual apa juga di sana laku,” ucapnya.
Di balik jor-joran aksi ekspansi ke wilayah yang jauh dari jangkauan, pihaknya tidak menampik kerap berhadapan dengan banyak kendala.
“Suplai listrik susah. Infrastruktur juga mesti diperbaiki kalau di daerah gitu. Selain itu pelabuhan terdekat untuk kapal berlabuh itu dimana,” ujarnya.
Meski demikian, mereka mengaku selain disambut baik oleh warga daerah setempat, kehadiran Hypermart juga didukung oleh Pemerintah Daerah setempat. “Pemda di sana itu malah senang. Supaya daerahnya ramai, perekonomian meningkat, jumlah tenaga kerja yang terserap juga banyak. Jadi perputaran uang bisa terjadi di sana,” paparnya.
Sumber : merdeka.com