TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU – Setelah digusur tak boleh lagi berdagang di Pasar 23 Maret, Ismet salah satu pedagang ikan terpaksa mencari cara lain untuk menjual barang dagangannya. Salah satu cara yang dilakukan olehnya, yakni dengan menjajahkan dagangangannya dengan berpidah-pindah.
‘’Kalau duluh saya jualan menggunakan lapak di pasar 23 maret. Tapi untuk saat ini saya jajakan dengan menggunakan sosiru (tempat penapis beras). Dan saya pindah dari pasar ke pasar yang lain,’’ ujar Ismet.
Menurut Ismet, meski difasilitasi tempat di pasar poyowa kecil, namun keuntungan yang diperoleh sangat sedikit. Hal ini dikarenakan waktu berjualan di lokasi tersebut hanya sampai jam 9 saja.
‘’Kalau di poyowa, jam ramainya hanya sampai jam 9. Sesudah itu sudah tidak ramai lagi,’’ akuh Ismet.
Pihaknya hanya berharap, agar pemerintah dapat segera mencari solusi terkait penderitaan dirinya bersama pedagang yang lain terutama yang memiliki modal pas-pasan. (tr1/ar)