TOTABUAN.CO BOLMONG– Kebijakan Pemerintah Pusat yang membatasi penyaluran BBM bersubsudi, ternyata berdampak pada pembelian BBM bersubsidi di sejumlah daerah. Ini terlihat dengan antrian kendaraan disejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) seperti yang terjadi di Lolak Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong). Namun, Kadis Pertambangan dan energi Bolmong Katrine Mokoginta mengatakan, pihaknya menjamin ketersediaan stok BBM di Bolmong.
“Pembatasan ini kan hanya di wilayah Jawa, Bali, Sumatra dan Kalimantan. Dirinya menghimbau warga tidak perlu khawatir kebijakan itu hanya berlaku di sebagian daerah, Sulut stok BBM bersubsidi tetap aman,” kata Katrine Kamis (28/8/2014 .
Saat disinggung antispasi adanya aksi penimbunan BBM bersubsidi, Katrina mengatakan, pihaknya akan menurunkan staf yang nantinya akan memonitor adanya aksi penimbunan bersama pihak aparat keamanan.
Sedangkan di Kotamobagu terjadi antrian yang cukup panjang di sejumlah SPBU. Direktur SPBU Matali, Frangky Pandelaki, mengatakan antrian ini disebabkan informasi pembatasan BBM khususnya premium dan solar, yang telah diberlakukan pemerintah pusat di beberapa daerah. Padahal kata Pendelaki, kuota yang diberikan oleh PT Pertamina masih normal begitu juga dengan distribusi BBM dari Bitung ke Kotamobagu.
“Setiap harinya kami masih mendapatkan jatah yang normal dari Pertaminia, begitu juga dengan pendistribusian. Setiap hari kami mendapat jatah 16 kilo liter premium dan 8 kilo liter solar,” ujarnya.
Untuk menghindari antrian, banyak pengendara terpaksa beralih ke pertamax. Hingga Kamis(28/8/2014), belum ada pemberitahuan dari PT Pertamina terkait pembatasan BBM. (Has)