TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU—Warga diminta lebih waspada terkait dengan peredaran makanan baik di supermarket maupun di warung. Pasalnya kerupuk keriting bulat itu, dicurigai mengandung boraks dan formalin. Anehnya lagi saat dites dibakar, kerupuk itu mengeluarkan bau gas dan berwarnah hitam.
“ Ini aneh saat dites dibakar, warnahnya hitam dan mengeluarkan bau gas, seperti spritus. Kami menduga kerupuk ini sudah dicampur formalin,” kata Ida warga Mogolaing Kecamatan Kotamobagu Barat.
Tolongnya ya ? Sampaikan kepada Disperindag dan dinas kesehatan untuk melakukan pemeriksaan dan mencari tahu di mana home industry yang membuat kerupuk di Kotamobagu atau sekitarnya. Sebab, label halal, serta label dari dinas kesehatan juga tidak terterah. Makanya, minta untuk diperhatikan, kata Ibu dua orang anak itu yang mengaku sering mengkonsumsi kerupuk.
“ Biasanya kerupuk itu kita beli di warung dengan harga 5 ribu perkantong. Bentuknya bulat,” tambah Ida.
Kepala Disperindag Kotamobagu Herman Aray mengaku baru mengatahui soal laporan itu. Namun secepatnya untuk melakukan pengecekan dan mencari tahu dugaan makanan berformalin tersebut.
Selain itu, Kepala dinas kesehatan Salmon Helwerdery mengatakan, soal benar tidaknya kerupuk yang yang dicampur formalin harus diteliti dilaboratorium. Namun, kalau untuk di kerupuk tidak menutup kemungkinan minyak untuk menggoreng kerupuk, biasanya dicampur dengan menggunakan plastik, agar kelihatan mengkilat.
Seperti di di daerah DKI Jakarta, Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) DKI Jakarta melakukan sidak (inspeksi mendadak) di Pasar Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, pada Rabu (26/7). Dalam sidak itu, Badan POM DKI menemukan makanan yang mengandung bahan berbahaya. Beberapa sampel makanan yang diuji Badan POM terbukti positif mengandung bahan berbahaya. Salah satunya adalah mie juhi yang biasa dipadukan dengan asinan ternyata mengandung bahan methanil yellow dan boraks. Sementara itu, krupuk merah pada asinan juga positif mengandung Rhodamin B dan krupuk mie mengandung formalin. (Has)