TOTABUAN.CO JAKARTA – Calon presiden nomor urut dua, Joko Widodo, dan calon wakil presiden nomor urut satu, Hatta Rajasa, saling sanggah soal renegoisasi perusahaan migas di Indonesia. Jokowi menilai perpanjangan kontrak itu sia-sia dilakukan jika banyak kelompok kepentingan yang mencari keuntungan dari kontrak itu. Sementara itu, Hatta menilai renegosiasi tetap dilakukan sembari dilakukan investigasi mafia migas.
“Sebetulnya tempat-tempat itu banyak kelompok kepentingan di situ, semua orang juga tahu, semua orang juga mengerti siapa yang dapat. Masalahnya hanya itu, kalau hanya renegosiasi bisa-bisa saja kita lakukan, tapi kalau kelompok kepentingan ini masih ada dan itu menggantung sampai kapan pun akan seperti itu,” ujar Jokowi dalam debat kandidat di Hotel Bidakara, Jakarta, Sabtu (5/7) seperti dilansir Kompas,com.
Oleh karena itu, Jokowi pun membanggakan koalisi tanpa syarat yang dikedepankannya. Dengan bentuk koalisi itu, Jokowi menegaskan dirinya tidak akan terikat pada siapa pun dalam membuat renegosiasi dengan perusahaan migas asing di tanah air.
Pernyataan Jokowi ini mendapat sanggahan dari Hatta. Mantan Menteri Koordinator Perekonomian ini menilai renegosiasi tetap harus dilakukan.
“Yang terpenting bagaimana agar renegoasisi itu bisa untung sebesar-besarnya untuk kita. Saya tidak setuju kalau dikatakan ada kelompok kepentingan sehingga harus begitu, justru kelompok kepengingan ini yang harus kita selesaikan dengan transparansi,” ucap Hatta.
Menurut dia, renegosiasi tetap harus dilakukan untuk menyelamatkan penerimaan negara.
“Jangan hanya karena ada kelompok kepentingan itu sehingga tidak berbuat apa-apa, karena ini menyagkut negada. kalau ada yang merugikan negara, kita sikat,” ucapnya.
Sumber Kompas.com