TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU–Untuk mengantisipasi masuknya H5N1 atau virus flu burung yang dibawa oleh ungags dari luar daerah, Pemerintah Kota (Pemkot) Kotamobagu melalui Dinas Pertanian Perikanan Peternakan Perkebunan dan Kehutanan (DP4K) melakukan kerjasama dengan dinas Perhubungan melakukan penjagaan di perbatasn masuk Kotamobagu untuk melakukan pemeriksaan jenis unggas seperti ayam .
“Kami telah membuat cek poin. Jadi tidak semua ayam dari daerah lain bisa masuk ke Kotamobagu,” kata Kepala DP4K Hardi Mokodompit, usai mengikuti rapat penangulangan kasus flu burung di kantor walikota, Kamis (19/06).
Unggas dari luar daerah kata Hardy, diizinkan masuk ke Kotamobagu jika mengantongi surat bebas flu burung dari instansi terkait.
“Ini sebagai bentuk antisipasi pemerintah daerah untuk mencegah masuknya virus flu burung dari daerah lain,” kata dia laggi.
Meski begitu, saat ini tidak ada lagi laporan ayam mati mendadak dari warga. Namun, Hardi mengaku pihaknya terus melakukan pemantauan.
“Kami juga sudah menyampaikan kepada seluruh kepala kecamatan, lurah dan sangadi untuk secepatnya melaporkan jika ada ayam atau bebek yang mati mendadak di daerahnya masing-masing. Agar kami bisa langsung menindaklanjutinya,” ucapnya.
Soal hasil pemerisaan tim Unit Respon Cepat Penanganan Hewan Menular Startegis (URCPHMS) dari Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertanak) Provinsi Sulut yang telah membawa sampel lendir dan kotoran ayam yang mati mendadak, Hardi mengaku belum mengantonginya. Diketahui, lendir dan darah ayam itu dibawa ke laboratorium Maros.
“Hasil pemeriksaan itu tinggal melihat keganasan flu burung. Sudah bukan posif atau negatif flu burung. Karena kami telah melakukan tes cepat atau rapid test dan hasilnya 90 persen positif flu burung,” tandas Hardi. (Has)