TOTABUAN.CO BOLMONG—Rolling kepala sekolah (Kepsek) yang dilakukan Senin (2/6) di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) kembali menimbulkan protes warga.
Pasca rolling 97 kepsek yang dipimpin Wakil Bupati Yanni Tuuk Senin (2/6), kali ini 6 sekolah kembali disegel warga Selasa (3/6) yang mengakibatkan ratusan siswa tak bisa belajar.
Aksi penyegelan sekolah itu, diduga merupakan kekecewaan warga. Sebab, warga menilai rolling yang dilakukan itu berbauh politis, dan sudah tidak objektif lagi.
“ Kami nilai, rolling kepsek tidak ada kajian secara matang dan objektif lagi. Ini hanya mengedepankan kajian politis saja,” kata Detri Bonde warga Torout yang tak lain ketua Komite SMP 10 saat ditemui Selasa (3/6).
Dari data yang didapat, 6 sekolah yang disegel itu yakni, SD Gogaluman Kecamatan Poigar, SMP 10 Toraout, SMP 7 Tambun, SMP 1 Werdi Agung, SMP 2 Mopuya dan SMP 5 Doloduo. Pintu masuk ruang kelas dipalang dengan menggunakan balok yang mengakibatkan para siswa tak bisa masuk. Balok nanti dibuka berkat bantuan aparat Kepolisian dari Polsek dibantu aparat Polres Bolmong yang turun ke lokasi.
Kepala dinas pendidikan Bolmong Mariani Masagu mengaku, jika aksi penyegelan yang terjadi akibat protes rolling Kepsek yang sudah dilantik waktu lalu. Namun dia menegaskan, rolling yang dilakukan itu tidak ada kaitan dengan politis, semua murni kajian dan sudah sesuai dengan aturan.
Bahkan dia menambahkan, rolling itu hak prioregatif bupati. Sehingga warga tidak perlu terpancing dengan isu yang sifatnya politis yang menyebabkan terganggu belajar mengajar para siswa.
“ Saya sudah menerima informasi tersebut. Bahkan, saya telah menerima surat penolakan pergantian Kepala sekolah di SDN Gogaluman Poigar. Ada 40 nama yang membubuhkan tanda tangan menolak Kepsek SDN Gogaluman yang baru yakni Dantje Tolo, yang sebelumnya dijabat, Jein Tampi,” kata Mariani saat dikonfirmasi Selasa (3/6).(Irgi/Has)