TOTABUAN.CO BOLMONG–Desa Bolaang Satu Kecamatan Bolaang Timur menjadi saksi semangat kebersamaan masyarakat Bolaang Mongondow, Kamis (23/10/2025). Di bawah langit pagi yang cerah, seluruh elemen masyarakat berkumpul dalam Pencanangan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) ke-XXII tingkat Kabupaten Bolaang Mongondow.
Dalam suasana penuh kebersamaan itu, Bupati Bolaang Mongondow Yusra Alhabsyi hadir menyampaikan sambutan yang sarat makna. Ia mengawali dengan rasa syukur atas nikmat kesehatan dan kesempatan yang diberikan oleh Allah SWT, sehingga kegiatan penting ini dapat berlangsung dengan penuh semangat.
Menurut Bupati, kegiatan BBGRM bukan hanya acara seremonial tahunan, melainkan momentum untuk menghidupkan kembali semangat gotong royong, nilai luhur yang telah menjadi jati diri bangsa Indonesia. Dalam budaya Mongondow, semangat itu dikenal dengan istilah “Moposad”, yang menggambarkan rasa kebersamaan, saling membantu, dan bergotong royong dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.

“Gotong royong adalah kekuatan yang menyatukan kita. Namun seiring waktu, semangat itu perlahan mulai pudar karena pengaruh budaya yang cenderung individualistik,” ujarnya. Karena itu, lanjutnya, kegiatan BBGR
Bupati Bolaang Mongondow, Yusra Alhabsyi, menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berperan dalam menyukseskan pelaksanaan kegiatan ini. Kegiatan BBGRM, menurutnya, menjadi momentum penting dalam mendorong semangat kebersamaan dan kegotongroyongan masyarakat, atau yang dalam bahasa Mongondow dikenal dengan istilah “Moposad”. Nilai luhur ini merupakan warisan budaya bangsa yang perlu terus dijaga dan dihidupkan kembali di tengah perubahan zaman yang semakin individualistik.
Bupati menegaskan bahwa gotong royong adalah jati diri bangsa Indonesia. Namun, seiring perkembangan zaman dan pengaruh budaya luar, semangat kebersamaan dan kepekaan sosial mulai memudar. Oleh karena itu, kegiatan BBGRM diharapkan mampu menjadi daya ungkit dalam membangkitkan kembali semangat saling membantu dan kerja sama dalam masyarakat.
Melalui pelaksanaan BBGRM, masyarakat diingatkan kembali tentang pentingnya nilai-nilai kebersamaan dan solidaritas sosial, terutama bagi generasi muda sebagai penerus pembangunan daerah. Momentum ini menjadi ajang untuk memperkuat budaya partisipatif dalam berbagai aspek kehidupan — mulai dari sosial, ekonomi, budaya, hingga pelestarian lingkungan hidup.
Bupati menjelaskan bahwa pelaksanaan BBGRM memiliki beberapa tujuan utama, antara lain:
Meningkatkan semangat kebersamaan, kekeluargaan, dan keswadayaan masyarakat dalam mendukung pembangunan daerah.
Menumbuhkan kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan bersama berdasarkan rasa kebersamaan dan keanekaragaman, menuju penguatan integrasi sosial.
Memperkuat komitmen pemerintah daerah dalam pengembangan pembangunan keluarga sebagai fondasi masyarakat yang sejahtera.
Menumbuhkan rasa memiliki dan tanggung jawab masyarakat terhadap hasil pembangunan, agar manfaatnya dapat dirasakan secara luas.
Dalam kesempatan itu, Bupati juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk memanfaatkan momentum BBGRM dengan sebaik-baiknya. Gotong royong bukan sekadar kegiatan fisik atau ekonomi semata, tetapi merupakan wujud nyata dari persatuan dan kebersamaan dalam membangun desa dan daerah. Kegiatan ini, katanya, harus dimaknai sebagai langkah menuju peningkatan kesejahteraan masyarakat serta mempererat hubungan sosial berdasarkan nilai-nilai luhur daerah Bolaang Mongondow, yaitu Mototompiaan, Mototabian bo Mototanoban.
Menutup sambutannya, Bupati menyampaikan harapan agar semangat BBGRM ke-XXII tahun 2025 ini dapat terus terpelihara, menjadi energi positif dalam membangun Kabupaten Bolaang Mongondow yang lebih maju dan sejahtera.
“Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, senantiasa meridhoi setiap langkah dan kerja kita dalam mewujudkan Bolaang Mongondow yang maju dan sejahtera,” tutup Bupati. (*)