TOTABUAN.CO BOLMONG —Jumat di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) tak lagi sekadar hari terakhir aktivitas kerja sebelum akhir pekan. Bagi para Aparatur Sipil Negara (ASN), Jumat sering disebut sebagai hari penentuan, bahkan ada yang menyebutnya sebagai Jumat kramat. Pasalnya, tradisi rolling pejabat atau rotasi jabatan kerap dilakukan di hari itu.
Biasanya, agenda pelantikan atau pengumuman mutasi berlangsung pagi hingga siang hari, sebelum atau sesudah salat Jumat. Itulah sebabnya kabar rolling berhembus, suasana di lingkup perkantoran Bolmong mendadak berubah. Banyak ASN yang terlihat cemas, sebagian memilih pasrah, sementara lainnya sibuk mencari informasi atau sekadar memastikan kabar yang beredar.
“Kalau sudah Jumat, apalagi ada isu rolling, kita jadi deg-degan. Bisa jadi hari ini kita masih menjabat, besok sudah pindah tempat atau jabatan,” ujar seorang ASN yang enggan disebutkan namanya.
Kecemasan itu semakin terasa ketika informasi beredar bahwa daftar nama pejabat yang akan dimutasi sudah berada di meja Bupati Bolmong Yusra Alhabsyi. Daftar tersebut disebut-sebut tersimpan rapi dalam sebuah map berwarna hijau, berisi nama-nama pejabat eselon hingga kepala sekolah (kepsek) yang akan digeser. Map hijau itu seakan menjadi simbol misteri, menunggu saat dibuka untuk menentukan nasib banyak orang.
Tradisi rolling pejabat di Bolmong sejatinya bukan hal baru. Pemerintah daerah kerap menegaskan bahwa mutasi adalah hal lumrah dalam birokrasi, sebagai bagian dari penyegaran organisasi dan peningkatan kinerja. Pergeseran jabatan dianggap penting agar roda pemerintahan berjalan dinamis dan tidak stagnan di satu posisi.
Meski demikian, dinamika di lapangan tak jarang menghadirkan cerita lain. Ada ASN yang menyambut rolling dengan optimis sebagai peluang untuk menambah pengalaman, tetapi tidak sedikit pula yang merasa waswas, apalagi bila sudah nyaman dengan jabatan atau wilayah tugas yang ditempati.
“Mutasi itu wajar. Kita sebagai ASN harus siap ditempatkan di mana saja. Tapi tetap saja ada rasa khawatir, karena kita tidak tahu hasil akhirnya,” kata seorang kepala sekolah yang juga menunggu kepastian.
Bagi Bupati Yusra Alhabsyi dan Wakil Bupati Dony Lumenta, rolling pejabat adalah langkah strategis untuk memperkuat kinerja pemerintahan daerah. Selain itu, mutasi juga menjadi ruang evaluasi, apakah pejabat yang diberi amanah mampu menjalankan tugas sesuai harapan atau justru perlu digantikan dengan orang yang lebih tepat.
Kini, menjelang Jumat yang disebut-sebut sebagai hari penentuan, para ASN di Bolmong hanya bisa menanti. Apakah nama mereka termasuk dalam daftar map hijau di meja bupati, atau masih diberi kesempatan melanjutkan amanah di jabatan yang sama.
Jumat kramat pun menjadi hari penuh tanda tanya. Sebuah hari yang bagi sebagian ASN bisa membawa kabar gembira, tetapi bagi yang lain mungkin justru menghadirkan perasaan berat hati. Yang pasti, roda birokrasi akan terus berputar, dan mutasi adalah bagian dari dinamika itu. (*)