TOTABUAN.CO BOLMONG –Suasana berbeda menyelimuti Desa Konarom pagi itu. Di tengah hangatnya sinar matahari, jalan aspal berpadu dengan tawa warga yang berdiri di pinggir jalan. Setelah puluhan tahun bergelut dengan jalan rusak dan berlubang, harapan itu akhirnya tiba: jalan desa yang dulu penuh lubang kini mulus beraspal.
Kehadiran Bupati Bolaang Mongondow Yusra Alhabsyi, dan Kepala Dinas PUPR Bolmong Suhendra Hamim, menjadi simbol bahwa pembangunan tak lagi hanya janji. Mereka turun langsung, menyusuri jalan-jalan di wilayah Dumoga Raya untuk meninjau enam proyek infrastruktur yang kini sedang dikerjakan.
“Sebelum ini, jalan di sini seperti tak dianggap. Aspalnya hancur, licin saat hujan, berdebu saat kemarau,” kenang Ramli Udeng, Kepala Desa Konarom.
“Sekarang, berkat bupati dan wakil bupati, kami merasa didengar,” lanjutnya sambil tersenyum lega.
Apa yang dirasakan Ramli adalah suara hati ribuan warga Dumoga Raya yang selama ini merindukan perhatian pemerintah terhadap infrastruktur dasar.
Pemerintah Kabupaten Bolmong melalui Dinas PUPR mulai mengerjakan enam proyek infrastruktur strategis yang mencakup jalan dan sanitasi. Seperti pemeliharaan Jalan Dumoga–Mopuya di Kecamatan Dumoga Utara.
Peningkatan Jalan Dumara–Ikuna di Kecamatan Dumoga Tenggara. Peningkatan Jalan Toraut Utara–Tumokang Baru di Kecamayan Dumoga Utara. Begitu pula proyek program SANIMAS di Desa Konarom, Program SANIMAS di Desa Osion dan program SANIMAS Desa Mopuya Selatan.
Menurut Kepala Dinas PUPR, Suhendra Hamim, program ini dirancang untuk menjawab kebutuhan mendesak masyarakat, mulai dari akses jalan hingga sanitasi berbasis komunitas (SANIMAS) yang layak.
“Kami tak hanya ingin membangun, tapi memastikan pembangunan itu dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat,” tegas Suhendra.
Bagi warga, proyek ini bukan sekadar soal aspal yang mulus atau saluran air yang bersih. Ini adalah bentuk penghargaan atas sabar mereka menanti. Ini tentang membuka akses ekonomi, mempermudah anak-anak ke sekolah, dan mempersingkat waktu tempuh menuju puskesmas atau pasar.
“Saya sampai menitikkan air mata waktu lihat alat berat masuk ke desa,” kata seorang warga Konarom.
Langkah Bupati Yusra Alhabsyi yang turun langsung ke lapangan disambut hangat oleh warga. Tak hanya melihat dari balik meja, ia memilih menyusuri jalan-jalan yang tengah diperbaiki bercengkerama dengan warga, mendengarkan keluhan, dan memberikan semangat kepada para pekerja.
“Pembangunan harus menyentuh hati dan kebutuhan masyarakat. Kami akan terus bergerak ke desa-desa lain,” ujar Yusra singkat.
Dumoga Raya kini menatap masa depan dengan jalan yang lebih baik secara harfiah maupun harapan. Masyarakat mulai percaya, bahwa pembangunan bisa adil dan merata. Bahwa suara dari desa bisa menggema hingga ke ruang kebijakan. Dan bahwa ketika pemerintah hadir sepenuh hati, masyarakat pun siap bergerak bersama.
“Ini bukan sekadar jalan. Ini adalah awal dari banyak perubahan yang akan datang,” pungkas Ramli. (*)