TOTABUAN.CO BOLMOG —Hari ini Kamis 21 Agustus 2025, ruang Auditorium Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado dipenuhi rona bahagia. Sebanyak 1.292 lulusan dari berbagai jenjang, Doktor, Magister, Profesi, dan Sarjana duduk rapi berseragam toga. Namun, satu nama menarik perhatian di antara deretan wisudawan Yusra Alhabsyi, Bupati Bolaang Mongondow (Bolmong).
Di tengah kesibukan memimpin daerah, Yusra tak menanggalkan semangatnya untuk terus belajar. Dengan senyum yang tak bisa disembunyikan, ia resmi menyandang gelar Magister Sains (M.Si). Sebuah pencapaian yang tidak hanya membanggakan dirinya, tapi juga masyarakat Bolmong yang diwakilinya.
“Pendidikan tidak mengenal usia,” ucap Yusra, usai menerima ijazahnya.
“Saya berharap ini jadi motivasi bagi generasi Bolmong untuk terus menuntut ilmu setinggi mungkin,” sambungnya.
Menjalani perkuliahan pascasarjana bukan hal yang mudah bagi seorang kepala daerah. Tanggung jawab publik, rapat-rapat pemerintahan, kunjungan ke desa-desa, serta dinamika politik, semua berjalan bersamaan dengan tugas akademik.
Tapi bagi Yusra, komitmen terhadap pendidikan adalah bentuk lain dari pengabdian.
Bagi Yusra, gelar M.Si bukan sekadar lambang akademik. Ini adalah simbol perjuangan, semangat pantang menyerah, dan panggilan moral untuk memotivasi generasi muda Bolmong.
“Saya ingin anak-anak Bolmong tahu pendidikan itu membuka banyak pintu. Jangan ragu untuk bermimpi, apalagi untuk belajar,” ujarnya.
Rektor Unsrat, Prof. Dr. Ir. Oktovian Berty Sompie, mengingatkan para wisudawan bahwa kelulusan bukanlah garis akhir, melainkan titik awal dari perjuangan berikutnya.
“Jadilah agen perubahan. Tanamkan nilai hidup Sitou Timou Tumou Tou—manusia hidup untuk memanusiakan orang lain,” pesan sang rektor, yang disambut tepuk tangan meriah.
Gubernur Sulawesi Utara Mayjen Purn Yulius Selvanus juga memberikan dorongan moral kepada lulusan agar terus berinovasi dan siap menghadapi tantangan global, terutama di era teknologi yang bergerak cepat.
Di hari wisuda ini, bukan hanya toga yang menandai keberhasilan. Tapi juga harapan. Bahwa ilmu pengetahuan akan menjadi cahaya bagi perubahan sosial. Kisah Yusra Alhabsyi membuktikan bahwa pemimpin yang belajar adalah pemimpin yang terus bertumbuh.
Dan seperti kata Rektor Unsrat, keberhasilan akademik bukanlah akhir, melainkan awal untuk membawa nilai positif bagi masyarakat. (*)