TOTABUAN.CO BOLMONG – Angin perubahan tengah berhembus kencang dilingkungan Pemkab Bolaang Mongondow (Bolmong). Setelah enam bulan resmi memimpin, pasangan Bupati Yusra Alhabsyi dan Wakil Bupati Dony Lumenta kini bersiap menuntaskan satu agenda penting penempatan posisi jabatan pimpinan tinggi (JPT) Pratama dan jabatan struktural lainnya.
Di balik pintu rumah dinasnya yang megah namun sederhana, Bupati Yusra kini menggenggam daftar nama-nama calon pemimpin birokrasi yang akan menjadi ujung tombak pelayanan publik dan tata kelola pemerintahan. Proses seleksi telah dilalui. Kini, tinggal satu langkah tersisa, pengambilan keputusan.
“Dari hasil seleksi, sejumlah nama calon pejabat sudah masuk daftar. Baik eselon II maupun III,” ujar seorang sumber internal Pemkab Bolmong yang enggan disebutkan namanya.
Mutasi dan pengisian jabatan ini bukan sekadar rotasi biasa. Ini adalah upaya strategis untuk menghadirkan energi baru dalam struktur pemerintahan.
Pasangan Yusra-Dony, sejak awal memimpin, menegaskan komitmen untuk menempatkan figur-figur yang tepat pada posisi yang tepat. Mereka yang tidak hanya memenuhi syarat administratif, tetapi juga memiliki gagasan besar dan semangat kerja tinggi.
“Figur yang diinginkan adalah mereka yang punya kompetensi, visi-misi, dan bisa berlari cepat dalam komitmennya membangun Bolmong yang lebih baik,” ungkap sang sumber.
Pernyataan itu mencerminkan bahwa Bolmong membutuhkan pejabat yang berorientasi solusi, mampu menghadirkan inovasi, dan memiliki sensitivitas terhadap kebutuhan masyarakat. Jabatan bukan lagi tempat nyaman, tetapi ruang kerja yang menuntut kecepatan dan ketepatan.
Sosok-sosok penggerak perubahan
masyarakat Bolmong, kini menunggu dengan penuh harap. Siapa saja yang akan dipilih untuk mengisi posisi jabatan strategis. Harapan publik sederhana: bukan hanya pengisi kursi, tapi pembawa perubahan nyata.
Proses seleksi yang ketat telah memunculkan nama-nama terbaik. Namun, perjalanan baru justru dimulai saat mereka resmi dilantik. Tantangan birokrasi modern, pelayanan publik yang efisien, dan target-target pembangunan lima tahun ke depan, menanti untuk diwujudkan bersama.
Tak bisa dimungkiri, pengisian jabatan ini juga menjadi ujian awal bagi pemerintahan Yusra-Dony. Keberhasilan menempatkan figur-figur tepat akan menjadi indikator awal seberapa serius komitmen keduanya dalam menjalankan reformasi birokrasi dan pembangunan daerah.
Di tengah dinamika politik dan birokrasi yang terus berubah, satu hal yang pasti, pelayanan publik tidak bisa menunggu. Maka, pejabat-pejabat yang akan segera dilantik harus siap bekerja sejak hari pertama. Sebab, masyarakat Bolmong tak hanya menanti nama, tetapi juga aksi nyata. Ini bukan sekadar jabatan, ini amanah perubahan. (*)