TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU — Kisah warga asal Desa Langagon Kecamatan Bolaang Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) yang protes terhadap pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Kotamobagu.
Salah satu anggota keluarga mereka, Lani Potabuga (37) meregang nyawa menjelang Magrib Kamis 7 Agustus 2025.
Setelah menjalani operasi pada Senin (4/8), Lani ternyata sudah tidak bisa bertemu dengan putrinya yang baru dilahirkan. Kondisi Lani pasca operasi malah makin memburuk dan ia meninggal dunia.
Kematian Lani menimbulkan banyak pertanyaan dan spekulasi pihak keluarga hingga masyarakat. Banyak yang mempertanyakan kualitas pelayanan dan kompetensi tenaga medis di RSUD Kotamobagu.
Beberapa pihak keluarga Lani mengungkapkan kekecewaannya dan menuntut klarifikasi mengenai penyebab kematian. Pihak keluarga menduga, ada indikasi pembiaran atas perawatan pasca operasi yang dilakukan.
“Setelah dioperasi Senin, Lani sudah tidak sadarkan diri hingga Kamis dan akhirmya meninggal dunia,” kata pihak keluarga.
Ruang Intensive Care Unit (ICU) yang dirancang khusus untuk merawat pasien kritis yang awalnya tenang, tiba – tiba gaduh dengan suara protes pihak keluarga.
Protes yang dilayangkan itu, karena mereka tidak mampu menerima kenyataan melihat Lani sudah terbujur kaku.
Mereka menuding, ada kesalahan prosedur yang tidak benar dilakukan pihak rumah sakit. Sebab, empat hari Lani tidak sadarkan diri usai dioperasi, tidak ditangani secara maksimal. Beruntung nyawa bayi masih bisa terselamatkan.
Kekecewaan mereka juga, karena diduga pelayanan di RSUD Kotamobagu karena status mereka sebagai pasien BPJS bukan pasien umum.
Terpisah, pihak rumah sakit sendiri mengakui jika Lani sudah tidak sadarkan diri setelah dioperasi Senin.
Namun pihak RSUD Kotamobagu terus berupaya untuk memberikan penanganan. Selama dalam perawatan, pemeriksaan intens terus dilakukan. Bahkan upaya yang dilakukan pihak rumah sakit, hingga melakukan sistem rujuk ke sejumlah rumah sakit. Namun kendalanya rumah sakit yang dibubungi mengaku full dan harus antri.
Kendati demikian, namun pihak RSUD tetap meyakini, bahwa proses operasi sudah dilakukan sesuai dengan Standar Operasuonal Prosedur (SOP).
“Terkait ibu yang meninggal usai melahirkan, dapat kami sampaikan bahwa tindakan yang dilakukan kepada pasien sudah sesuai SOP medis,” Kepala Seksi Pelayanan Medik RSUD Kotamobagu dr Angel Yecylia.
Dia menjelaskan, bahwa pasien memiliki riwayat Hypertensi. Kejadian yang dialami ke pasien akibat henti jantung pada saat selesai dilakukan operasi.
Kematian ibu saat melahirkan di RSUD Kotamobagu sudah beberapa kali terjadi. Meskipun angka kematian ibu (AKI) di Kotamobagu relatif rendah, namun kasus kematian ibu tetap menjadi perhatian serius.
Data menunjukkan adanya kasus kematian ibu saat melahirkan di Kotamobagu baik di rumah sakit maupun puskesmas dengan penyebab kematian yang beragam, termasuk perdarahan.
Sayangnya, meski kasus ini sering mengintai para ibu yang akan melakukan persalinan, namun upaya peningkatan fasilitas kesehatan belum mampu ditunjang oleh pemerintah. (*)