TOTABUAN.CO BOLMONG– Aktivitas Pertambang Emas Tanpa Izin (PETI)
Oboy di Desa Pusian Barat, Kecamatan Dumoga Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) kembali telan korban jiwa. Kali ini menimpa seorang penambang asal Desa Ponompiaan.
Tambang emas ilegal ibarat perangkap maut nan menggoda. Di balik kilau emas yang menggiurkan, bahaya mengintai nyawa kapan saja. Penindakan dan program alih profesi penambang menjadi pekerjaan rumah penegak hukum dan pemerintah daerah.
Insiden kematian penambang di lokasi perkebunan Oboy merupakan kedua kalinya terjadi. Pada Januari 2024 lalu, lokasi tersebut makan korban yang menimpa pria berusia 43 tahun.
Namun aktivitas PETI, tidak berhenti kendati sempat ditutup bahkan, dipolice line. Pelaku tambang Oboy terkesan punya backingan oknum aparat. Mereka seenaknya mengambiil sumber daya alam, tanpa ada pemasukan pajak bagi daerah. Menurut warga, diduga aktivitas PETI di Perkebunan Oboy dibackup sejumlah oknum anggota TNI. Kendati demikian, perlu penulusuran lebih mendalam, soal dugaan keterlibatan para oknum anggota TNI. Padahal sebelumnya Dinas Lingkungan Hidup Bolmong telah menutup aktivitas tambang di lokasi tersebut, karena terbukti melakukan pengrusakan.
Padahal sebelumnya, Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XIII Merdeka Kolonel Infantri Daniel Lalawi menegaskan, anggota TNI dilarang terlibat segala aktivitas ilegal termasuk PETI.
“Setahu saya kami TNI dilarang terlibat hal-hal ilegal, termasuk PETI,” tegasnya yang dikutip di sejumlah media daring.
Dirinya meminta agar warga melaporkan bilamana ada anggota Kodam XIII Merdeka yang terlibat dalam praktek ilegal.
“Laporkan saja. Karena hal itu dilarang,” tegasnya.
Siapa Cukong Oboy
Kendati sudah ada Operasi penertiban Penambang Emas Tanpa Izin (PETI), yang dilakukan oleh jajaran aparat Polda Sulut, sepertinya tak membuat para pelaku PETI di lokasi perkebunan Oboy jera. Buktinya, aktivitas PETI menggunakan alat berat, Excavator di wilayah itu, saat ini, kembali marak.
Menurut informasi yang dihimpun awak media, saat ini di wilayah itu, ada 4 unit alat berat Excavator milik pelaku PETI yang beroperasi siang malam melakukan aktivitas penggarukan material.
Pelaku PETI, sepertinya sudah terang-terangan melakukan aktivitas, sehingga terkesan kebal hukum.
Menurut informasi, 4 unit Excavator yang melakukan aktivitas sempat di lingkari tanda police line.
Belakangan perusahan yang melakukan aktivitas tersebut diduga ikut melibat nama salah satu istri pejabat dari salah satu institusi. (*)