TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU —Kasus dugaan pembobolan dana di Bank SulutGo Cabang Kotamobagu mulai terkuak. Pimpinan cabang BSG Kotamobagu Elisa Mokoginta buka suara. Sebab salah satu anak buahnya ikut terseret dikasus itu.
Setelah heboh dengan pemberitaan sebelumnya, Pincab BSG Kotamobagu, Elisa Mokoginta akhirnya buka suara. Meski demikian, Elisa masih ragu-ragu tuntuk membeberkan kejadian yang sesungguhnya.
Kepada wartawan, Ia tidak mau berkomentar banyak soal kasus tersebut.
Elisa hanya mengatakan, bahwa, kasus itu sedang ditangani tim auditor.
“Sedang ditangani,” singkat Elisa Jumat 23 Mei 2024.
Baca juga:Bank SulutGo Kotamobagu Kebobolan Uang Satu Miliar
Elisa sendiri tak menampik terjadi pembobolan dana. Namun Ia sendiri menegaskan, bahwa kejadian itu, tidak merugikan pihak nasabah.
Elisa pun diam ketika ditanya sumber uang tersebut. Dia hanya mengatakan, bahwa uang yang diselewengkan salah satu anak buahnya, tidak mencapai satu miliar seperti yang dberitakan.
“Saya jelaskan, bahwa dana yang diberitakan itu tidak diangka miliaran. Tapi ratusan juta,” paparnya.
Ditanya soal total dana yang digelapkan, Elis enggan merinci. Sebab bisa jadi ada di angka 900 juta atau mungkin lebih kecil lagi.
“Yang jelas, bukan miliaran, hanya ratusan juta rupiah,” sambungnya.
Kendati demikian, Elisa tidak mau merinci. Sebab lanjutnya, masih menungguh hasil audit internal.
“Yang jelas kita menunggu hasil audit. Soal posisi RP, yang pasti merupakan karyawan di BSG,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, salah satu karyawan BSG Cabang Kotamobagu, berinisial RP, diduga menggelapkan dana lebih dari Rp1 miliar. Kasus ini semakin menjadi sorotan karena aliran dana disebut-sebut masuk ke rekening seorang mantan petinggi Kota Kotamobagu
Informasi tersebut diperoleh dari sumber internal yang enggan disebutkan identitasnya. RP sendiri diketahui telah melarikan diri.
“Orangnya sudah melarikan diri,” kata sumber.
Sumber menyebut RP memiliki hubungan keluarga dengan mantan petinggi Kota Kotamobagu.
Ia juga mengungkap adanya dugaan bahwa sebagian dana hasil penggelapan digunakan untuk kepentingan politik.
RP sebenarnya sudah dipindahkan, tapi kembali lagi ke BSG Kotamobagu dengan bantuan lobi-lobi dari mantan petinggi saat masih berkuasa.
Yang memprihatinkan, hingga saat ini belum ada langkah tegas dari pihak bank. Sumber menyebutkan bahwa manajemen BSG terkesan enggan membawa kasus ini ke ranah hukum. (*)