TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU — Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani mengatakan, peluang kerja di luar negeri sangat terbuka. Calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) harus bisa menangkap peluang kerja tersebut. Termasuk para anak muda Kota Kotamobagu Sulawesi Utara.
Hal itu disampaikan Kepala BP2MI saat sosialisasi penempatan dan pelindungan pekerja migran Indonesia di Agoan Kelurahan Kotamobagu Kamis 1 Agustus 2024.
Benny mengatakan banyak sektor jabatan yang bisa dipilih oleh calon PMI misalnya hospitality, manufaktur kemudian juga untuk perawat, sektor perikanan, sektor pertanian dan lainya.
“Jadi banyak peluang kerja terbuka di luar negeri. Di mana kita melakukan kerja sama lewat program Government to Government (G to G) dengan negara penempatan. BP2MI sudah bekerja sama Korea. Sekarang Korea menambah pekerjaan tidak hanya untuk pabrik dan perawat, sektor perikanan dan tukang las pun ada misalnya di pabrik-pabrik industri yang sangat besar seperti di Samsung,” kata Benny.
Selain itu, lanjut Benny, Taiwan juga sekarang membuka sektor untuk pertanian dan ini harus ditangkap oleh masyarakat Kota Kotamobagu.
“Khusus anak-anak muda Kotamobagu bisa menangkap pulang kerja ini. Potensinya sangat luar biasa, ini harus kita ambil dan manfaatkan,” jelasnya.
Lewat sosialisasi ini, Benny Rhamdani melanjutkan bisa memberikan edukasi kepada masyarakat jika ingin bekerja di luar negeri harus melalui proses yang resmi.
Benny menegaskan sosialisasi juga dilakukan untuk melawan sindikat TPPO.
“Jangan tergiur oleh sindikat yang menawarkan memberangkatkan dengan cepat menjanjikan gaji tinggi, padahal kita diperjualbelikan karena mereka ingin mencari keuntungan dari bisnis kotor. Karena itu, sindikat harus kita lawan,” tegasnya.
Benny menambahkan, dengan kekuatan masyarakat yang ada, terutama anak-anak mudanya harus mendapatkan pengetahuan baru bahwa peluang kerja di luar negeri itu sangat terbuka.
“Mau jadi apa tinggal dipilih, mau kursus bahasa sudah disiapkan mau pelatihan untuk pekerjaan dibantu oleh pemerintah. Karena kita tahu persis tidak mungkin lapangan kerja di dalam Negeri ini bisa menampung semua angkatan kerja kita, apalagi angka pengangguran masih berada di kisaran 8,2 juta,” tutupnya. (*)