TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU– Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran (BP2MI) Benny Rhamdani menyampaikan komitmennya melindungi PMI dari para sindikat mafia penempatan ilegal PMI.
“Saya tegaskan komitmen BP2MI melindungi PMI. Kita siap memerangi mafia penempatan ilegal PMI yang memperjualbelikan anak bangsa,” kata Benny di Kota Kotamobagu Sulawesi Utara Rabu 31 Juli 2024.
Benny menegaskan, tidak ada kata kompromi bagi sindikat atau penyalur ilegal PMI. Bahkan, Sekjen Partai Hati Nurani (Hanura) itu siap menabuh genderang perang demi melindungi pahlawan devisa negara.
Menurut Benny, sudah ribuan PMI diselamatkan BP2MI yang hendak diberangkatkan melalui jalur non prosedural atau ilegal oleh mafia PMI.
“Komitmen saya semenjak dilantik oleh Presiden Jokowi untuk melindungi PMI dari ujung rambut sampai ujung kaki, kami di BP2MI sudah menangkap ribuan perusahaan penyalur ilegal dan menempatkan PMI yang sebelumnya diberangkatkan melalui jalur ilegal,” ujarnya.
Karena itu Benny berharap tidak ada lagi penindasan oleh siapapun kepada para pekerja baik di luar negeri maupun di dalam negeri.
Benny juga menyampaikan, sudah ribuan PMI telah diberangkatkan ke Korea Selatan dalam program G To G untuk sektor vising dan manufaktur.
Setiap tahun CPMI mengalami peningkatan. Pada Tahun 2022, BP2MI menempatkan PMI ke Korea berjumlah 11.545 pekerja. Padahal pada tahun-tahun sebelumnya BP2MI hanya bisa menempatkan 7.000 pekerja. Artinya apa, Korea menjadi idol penempatan kita bagi semua anak bangsa, ujarnya.
Kepala BP2MI Benny Rhamdani mengatakan penambahan sektor baru dalam Pendaftaran Ujian EPS TOPIK Tahun 2024 yang semula hanya manufaktur dan perikanan, bertambah menjadi shipbuilding, Service 1 untuk jasa seperti pengolahan sampah, dan Service 2 yang mencakup pekerjaan di hotel dan restoran.
“Terjadi perluasan sektor ini tidak lepas dari lobi-lobi dan juga pembicaraan yang terus kami lakukan antara BP2MI dengan pihak HRDK Korea. Walaupun belum memuaskan atau maksimal memenuhi apa yang kita minta kepada pihak Korea,” ujar Benny.
Dia mengatakan pihaknya sedang memperjuangkan penambahan sektor lain untuk penempatan tenaga kerja Indonesia skema kerja sama antar pemerintah atau G-to-G termasuk di sektor pertanian dan logistik.
Benny menyebut telah terjadi penambahan sektor untuk penempatan pekerja migran Indonesia ke Korea Selatan melalui skema ujian Employment Permit System-Test of Proficiency in Korean (EPS TOPIK).
Penambahan sektor baru dalam Pendaftaran Ujian EPS TOPIK Tahun 2024 yang semula hanya manufaktur dan perikanan, bertambah menjadi shipbuilding, Service 1 untuk jasa seperti pengolahan sampah, dan Service 2 yang mencakup pekerjaan di hotel dan restoran.
Dia mengatakan pihaknya sedang memperjuangkan penambahan sektor lain untuk penempatan tenaga kerja Indonesia skema kerja sama antar pemerintah atau G-to-G termasuk di sektor pertanian dan logistik.
“Mudah-mudahan ini jadi perjuangan selanjutnya yang akan bisa kita capai agar perluasan kerja di Korea Selatan akan semakin terbuka,” katanya. (*)