TOTABUAN.CO BOLMONG — Masih ingat peristiwa seorang dokter melakukan penyelamatan salah satu penumpang di dalam pesawat Citilink Jakarta Manado Agustus 2016 lalu?.
Peristiwa penyelamatan salah satu penumpang di dalam pesawat menjadi viral di media sosial. Dia adalah dokter Jusnan Calamento Mokoginta yang saat ini baru dilantik sebagai Pj Bupati Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong).
dokter Unan sapaan akrabnya mampu menunjukan ketulusan hati menyelamatkan seorang pria yang pingsan di pesawat pada dini hari.
Kisah penyelamatan itu dia tulis di akun facebook miliknya, dengan judul, “Drama Dalam Penerbangan Citilink No Flight QG 950 Jakarta – Manado” Sabtu Dinihari 27 Agustus 2016.
Kisahnya menjadi viral dan tidak terlupakan bagi dokter Unan dan mampu menginspirasi bagi orang lain bahwa menolong itu bisa dilakukan di mana saja dan dalam keadaan apa saja.
Berikut kisah yang ditulis Jusnan Mokoginta:
Sahabat Medsos Yg Saya Cintai dan Banggakan. Barangkali Hal yg Terjadi Ini Bisa Menjadi Pengalaman Untuk Kita Semua
Seorang Pria, CM, 40 Tahun Asal Cimahi Terjatuh Saat Keluar Dari WC Pesawat. Pria ini Langsung Tidak Sadarkan Diri dan Membuat Panik Awak Cabin yg Ada Bahkan Menimbulkan Sedikit Kegaduhan Dalam Pesawat. Saat Itu Waktu Menunjukkan Pukul 05.15 WIB Pesawat Baru 10 Menit Lepas Landas Dari Jakarta Dengan Tujuan Manado dimana Saya Berada Dalam Pesawat Itu Juga.
Pramugari Langsung Bertanya Apakah Ada Dokter atau Perawat Diantara Penumpang?
Saya Langsung Bergerak dan Mendapati Pria Tersebut Dalam Keadaan Tidak Sadar, Suhu Badan Dingin dan Berkeringat. Nadi Lemah Hampir Tidak Teraba , Pernapasan Lambat.Setelah Didapatkan Stetoskop dan Tensimeter Hasil Kurang Menggembirakan karena Tekanan Darah Drop Sampai 70/ Palpasi. Setelah Auskultasi & Pemeriksaan Fisik Yg Lain Masih Belum Didapatkan Kesimpulan Diagnosa Pasti. Pupil Mata Isokor dan Reflex Cahaya (+).Beberapa Pemeriksaan Neurologis Belum Menunjang Ke Diagnosa Stroke. Untuk Serangan Jantung (Cardiac Attack) Juga Masih Dalam Pertimbangan di Dalam Kepala Saya. Tindakan Pemasangan Oksigen Segera dilakukan Sekaligus dilakukan Penanganan Sesuai Protap ABCDE, Airway, Breathing, Circulation, Disability dan Exposure Secara Sederhana Karena Peralatan Terbatas. Naluri Sebagai Seorang Dokter Langsung Menjelajahi Alam Benak Saya Menghadapi Situasi Seperti Ini. Sungguh Sulit Memastikan Apakah Pasien Tidak Sadarkan Diri Karena Apa & Apa Bisa Di Pertahankan Kelangsungan Hidupnya Dalam Situasi Begini. Lagipula Banyak Penyakit Yg Dapat Mengakibatkan Kematian Pada Penumpang Seperti Ini Dalam Penerbangan Diatas Angkasa Apalagi Dalam Keadaan Oksigen Dalam Ruangan Pesawat Yg Terbatas. Tapi Sebagai Seorang Dokter Yg (menurut saya pribadi) Sudah Cukup Mempunyai Jam Terbang, Saya Berusaha Mengerahkan Kemampuan Saya Untuk Menyelamatkan Pasien Ini, Apapun Resikonya, Sesuai Ilmu Kedokteran Yg Saya Miliki Karena Waktu Penerbangan Masih lama 3 Jam Lagi Sampai Tujuan. Dan Proses Penanganan pun Dimulai.Kurang Lebih 1Jam 30 Menit Dalam Suasana Ketidakpastian, Antara Harapan dan Kecemasan Para Crew Pesawat dan Sebagian Besar Penumpang, Kami Bersama2 Menangani Pasien Ini. Alhamdulillah. Pasien Berangsur membaik. Denyut Nadi Mulai Teraba Kuat, Kelopak Mata Mulai Terlihat Bergerak Dan Suhu Tubuh Mulai Teraba Hangat. Dengan Perhitungan Adanya Kadar Gula Dalam Darah Yg Rendah Atau Hipoglikemi Pasien Saya Rekomendasikan Minum dan Makanan Ringan Yg Manis. Keadaan Terakhir Tanda Vital Baik. Tekanan Darah 100/70 mmg, dan yg Lain Sudah Normal. Sampai 25 Menit Pesawat Akan Mendarat Di Manado Pasien Sudah Bisa Dipastikan Cukup Stabil Keadaannya. Pramugari Yg Tadinya Panik & Sempat Merekomendasikan Sesuatu Kepada Pilot Saya Sampaikan Keadaan Penumpang Yg Sakit Dapat Dikendalikan. Ambulans Tidak Jadi di Siapkan di Bandara.Para Sahabat Medsos Yg Tercinta, Saya Selalu Bersyukur Sebagai Dokter, Apapun Status Lain Yg Melekat, Kami Selalu Berada Dalam Keadaan Yg Sangat Dibutuhkan Untuk Menyelamatkan Orang. Dalam Perjalanan Hidup Mengabdi Sebagai Seorang Dokter Baik Waktu Bertugas 3 Tahun Dokter PTT DI Pulau Seram Maluku, Dokter RSUD Namlea Pulau Buru Hampir 10 Tahun dan 6 Bulan Di Pulau Halmahera Bagian Timur & Sempat 5 Tahun Merasakan Sulitnya Medan di Wilayah Bolaang Mongondow Timur Sudah Ribuan Orang Yg Saya Sempat Tangani. Tidak Terhitung Memang. Banyak Suka dan Duka Tetapi Satu Hal Prinsip Yg Sampai Saat ini Tidak Pernah Dilupakan Yakni : Melayani Dengan Niat Yg Baik, Hati Yg Tulus, Ikhlas Serta Penuh Tanggung Jawab. Kita Semua Sepakat Bahwa Profesi Kita Di Bidang Kesehatan Baik Itu Dokter, Perawat, Bidan dan Tenaga Kesehatan Lainnya Kalau Pada Suatu Saat Masih “Belum di Anggap Penting”, Saya Yakin Pada Saat2 tertentu Akan Menjadi “Sangat Penting”.Semoga Kita Semua Selalu Diberikan Nikmat Kesehatan, Kesempatan Dan Keselamatan Utamanya Pada Saat2 Melakukan Perjalanan Dengan Pesawat Udara.. Amiin YRA.
Dokter Jusnan Mokoginta merupakan Sekretaris Daerah Kabupaten Bolmut. Ia lahir di Kotamobagu 5 November 1967, dari pasangan J.C. Mokoginta (Almarhum) dan L.C. Pontoh (Almarhumah).
Dia menikah dengan drg Frilia Mokoagow, dan dikaruniai empat orang anak, termasuk dokter Farah Syafira Mokoginta, Ario Gardamong Mokoginta, Jusril Calisto Mokoginta, dan Ahmad Abizzard Mokoginta.
Dia tercatat sebagai lulusan Universitas Sam Ratulangi Manado dan meraih gelar Magister Rumah Sakit (MARS) dari Universitas Indonesia.
Sebelum menjabat sebagai Sekda Bolmut, Dr. Jusnan Mokoginta pernah menjabat sebagai Direktur Utama RSUD Namlea di Pulau Buru.
Kemudian pernah dipercayakan sebagai Kepala Dinas Kesehatan di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) sebelum akhirnya menjabat di Kabupaten Bolmut.
Selain karirnya di pemerintahan, Dr. Jusnan Mokoginta juga aktif dalam berbagai organisasi, termasuk sebagai Wakil Ketua Palang Merah Indonesia di Kabupaten Boltim dan Bolmut, serta PWLB Nahdlatul Ulama Sulawesi Utara.
Dengan latar belakang yang kaya akan pengalaman dan dedikasi dalam bidang kesehatan dan pemerintahan, Dr. Jusnan Mokoginta siap memimpin Bolmong sebagai Pj Bupati, menggantikan Ir Limi Mokodompit yang masa tugasnya akan berakhir. (*)